Lutung atau Langur merupakan salah satu primata endemis Pulau Jawa (Supriatna dan Wahyono, 2000). Beberapa peneliti membagi lutung Jawa menjadi subspesies tertentu berdasarkan ciri morfologi dan distribusinya. Terdapat dua subspesies lutung Trachypithecus auratus di Jawa, yaitu T. auratus auratus dan T. auratus mauritius. Dalam buku Primata Indonesia, Supriatna (2000) menambahkan satu subspesies yakni T. auratus cristatus.
Secara morfologi lutung Jawa memiliki panjang tubuh rata-rata dari ujung kepala sampai tungging sekitar 517 milimeter dengan panjang ekor 742 milimeter dan berat tubuh rata-rata 6.3 kilogram (Bismark, 1993). Penelitian terdahulu mengatakan, rata-rata bobot tubuh lutung Jawa berkisar lebih kurang 7 kilogram dengan panjang tubuh berkisar 44 sampai 65 sentimeter dan panjang ekor 61 hingga 87 sentimeter. Warna rambutnya dominan hitam diselingi warna keperak-perakan dengan bagian ventral berwarna kelabu pucat dan jambul yang menyembul di kepala.
Baca juga: Penyu Sisik Berparuh Elang
Anak lutung yang baru lahir berwarna kuning jingga dan tidak berjambul. Warnanya akan berubah semakin gelap menjadi hitam kelabu seiring pertumbuhan usia (Rowe, 1996). Secara morfologi, perbedaan antara lutung Jawa jantan dan betina terletak pada perkembangan alat kelamin sekundernya. Sedangkan untuk kelompok umur, mereka dibedakan berdasarkan ukuran tubuh dan aktivitas hariannya.
Jantan dewasa mempunyai ukuran tubuh relatif besar dibanding betina dewasa yang bertubuh lebih kecil atau hampir sama. Pada lutung Jawa betina rambut di bagian punggung lebih hitam daripada warna punggung lutung Jawa jantan (Nugraha, 2011).
Jenis primata arboreal atau yang hidup di pepohonan ini memiliki bentuk ibu jari yang besar dengan telapak tangan berupa segitiga datar sebagai bentuk adaptasinya. Lutung Jawa berjalan, berlari, dan bergerak secara horizontal dan kontinyu menggunakan keempat tungkainya (quadrupedally) (Fleagle, 1978 dan Rowe, 1996).
Berdasarkan beberapa sumber kajian ilmiah, berbagai tipe habitat lutung Jawa di antaranya hutan mangrove, hutan pesisir, hutan rawa air tawar, hutan dataran rendah dan perbukitan yang selalu basah, hutan kerangas, hutan gugur dan hutan pegunungan sampai ketinggian 3.500 meter, serta beberapa hutan tanaman jati. Mereka juga tercatat menghuni kawasan dalam maupun tepi hutan hujan.
Baca juga: Burung Puyuh Tegalan Loreng yang Gemar Bertarung
Habitat primata tergantung pada banyaknya pakan yang tersedia, penyebaran sumber pakan, dan interval musim. Jumlah pakan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya kelompok (Fitriani, 2006). Pada tempat tinggal alaminya, lutung mempunyai jalur-jalur tertentu dalam menempuh perjalanan harian, mencari makan, dan tempat tidurnya.
Menurut Supriatna (2000), terdapat 66 jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan lutung. Sebanyak 50 persen di antaranya dimanfaatkan daunnya, 32 persen berbuah, 13 persen berbunga, dan sisanya bagian tumbuhan dan serangga. Lutung Jawa lebih memilih daun yang tinggi protein dan rendah serat (Cannon, 2009).
Penulis: Sarah R. Megumi