Lumba-lumba dikenal sebagai hewan yang cerdas. Dari sekian banyak jenisnya, lumba-lumba moncong panjang ialah salah satu spesies yang paling sering ditemukan. Satwa ini juga punya jiwa sosial tinggi, sebab suka menolong para nelayan yang sedang tersesat di lautan.
Lumba-lumba moncong panjang masuk dalam kategori lumba-lumba biasa atau “common dolphin.” Populasi mereka cukup melimpah, serta distribusinya dinilai paling menyebar dibanding lumba-lumba lainnya.
Selain moncong panjang, lumba-lumba moncong pendek pun termasuk dalam kategori ini. Keduanya berasal dari genus Delphinus dan keluarga Delphinidae; suatu kelompok lumba-lumba yang hidup di lautan.
Bahkan jika dilihat sekilas, penampilan kedua lumba-lumba ini terbilang sangat mirip. Perbedaan corak dan warna kulitnya dinilai sangat minim. Namun, mereka dapat kita bedakan berdasarkan ukuran tubuhnya.
Ciri-Ciri Lumba-Lumba Moncong Panjang
Dari namanya saja, sudah jelas kalau kedua hewan itu berasal dari jenis berbeda. Lumba-lumba moncong panjang punya nama latin D. capensis, sementara lumba-lumba moncong pendek dikenal sebagai D. delphis.
Spesies D. capensis biasanya hanya berkembang biak sepanjang 1,9–2,5 meter. Bobot tubuh mereka hanya berkisar 80–200 kg, sedangkan kerabatnya dapat mencapai 235 kg atau sekitar 518 pon.
Selain itu, spesies D. capensis bisa dikenali dari dahinya yang membulat. Di dalam mulut mereka ada 47–67 pasang gigi kecil yang tajam. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan spesies lumba-lumba lainnya.
Tubuh mereka relatif ramping, serta memiliki sirip punggung segitiga yang menjurus ke atas. Lumba-lumba ini dapat dikenali dari corak jam pasir pada bagian punggungnya. Corak tersebut terlihat agak gelap.
Terdapat panel kuning atau cokelat kusam di sisi depan sirip punggung, serta panel abu-abu lebih terang pada bagian ekornya. Garis gelap juga terlihat sampai ke bagian rahang bawah maupun area mata.
Habitat Lumba-Lumba Moncong Panjang
Lumba-lumba moncong panjang hidup dalam kelompok besar di area Samudra Atlantik, Hindia, dan Pasifik. Mereka lebih menyukai perairan yang dangkal, serta memiliki iklim tropis dan subtropis yang hangat.
Karena itu, jangan heran jika spesies lumba-lumba cukup sering terlihat oleh manusia. Mereka biasanya mencari makan tidak jauh dari pantai, dengan estimasi radius berkisar 80–160 km dari daratan.
Ketika mencari makan, kita dapat menyaksikan ratusan bahkan ribuan lumba-lumba berenang di lautan. Ini sebenarnya cukup wajar, sebab koloni lumba-lumba bisa mencapai 100–500 ekor per kelompoknya.
Di perairan Amerika, jenis ini hanya dijumpai di sepanjang pantai barat. Sedangkan di wilayah lain, mereka terbesar mulai dari Amerika Selatan, Afrika Barat dan Selatan, India, Indonesia, China, hingga Korea Selatan.
Melansir IUCN Red List, spesies D. capensis masuk dalam kategori “least concern” atau risiko rendah. Namun seperti mamalia laut lain, mereka tetap dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut.
Perilaku Lumba-Lumba Moncong Panjang
Lumba-lumba moncong panjang sering terlihat aktif di permukaan. Ia hewan yang sangat sosial dan energik, serta acap kali berenang dengan cepat dan melompat ke luar dari air dengan manuver yang tinggi.
Spesies lumba-lumba ini juga sering terlihat berenang di depan kapal. Perilaku berburunya mirip dengan lumba-lumba moncong pendek, di mana mereka melakukan bekerja sama untuk menggiring mangsa.
Mangsa lumba-lumba adalah ikan-ikan kecil. Mereka mampu bertahan hidup sampai 40 tahun dengan menu makanan ini, sehingga tergolong sebagai salah satu mamalia laut dengan durasi hidup terpanjang.
Lumba-lumba mencapai kematangan seksual pada usia 10 tahun. Sang betina mampu melahirkan satu ekor anak dengan panjang 0,7–1 meter. Periode kehamilannya berkisar 10–11 bulan dalam waktu 1–3 tahun.
Taksonomi Spesies Delphinus Capensis
Penulis : Yuhan al Khairi