Ada banyak jenis jamur beracun yang tersebar di seluruh dunia. Tingkat toksin dari masing-masing spesies memang berbeda-beda, namun ada pula yang dapat mengakibatkan gejala serius bahkan mematikan, seperti Lepiota brunneoincarnata.
Lepiota brunneoincarnata atau dikenal sebagai deadly dapperling, merupakan sejenis jamur insang beracun yang berasal dari ordo Agaricales, famili Agaricaceae dan genus Lepiota.
Spesiesnya pertama kali ditemukan di sekitar jalan Kota Jenewa, Switzerland, oleh Robert Hippolyte Chodat dan Charles-Édouard Martin, dua ahli botani asal Swiss, pada tahun 1889.
Berdasarkan analisis DNA, deadly dapperling ahli ketahui berkerabat dengan L. elaiophylla dan L. subincarnata. Ketiganya sama-sama memiliki racun mematikan berjenis amatoksin.
Morfologi dan Ciri-Ciri Lepiota Brunneoincarnata
Morfologi Lepiota brunneoincarnata sejatinya cukup mudah kita kenali. Mereka mempunyai tudung atau topi berwarna cokelat, tampilannya tampak bersisik dengan diameter 4-6 cm.
Sebelum menjadi cembung, tudung deadly dapperling biasanya berbentuk setengah bola. Warnanya merah-cokelat saat muda, tapi berubah jadi cokelat-merah muda ketika dewasa.
Batang jamur tersebut juga tampak kecokelatan berona merah muda. Panjangnya mencapai 2,5-5 cm dengan diameter 5-9 mm, serta terdapat sisik berserat pada bagian bawahnya.
Akan tetapi, insang atau lamela Lepiota brunneoincarnata tidak menempel pada batangnya. Permukaan insang tersebut tampak padat dan sempit, serta berwarna putih kecokelatan.
Jika kita belah, daging jamur yang putih berubah menjadi kemerahan. Aromanya seperti buah mentah, dengan spora oval sepanjang 6-7,5 mikrometer dan lebar 3,5-5 mikrometer.
Distribusi dan Habitat Lepiota Brunneoincarnata
Kata ‘Lepiota’ berasal dari bahasa Yunani ‘Lepis’ yang berarti sisik, serta ‘-ot’ yang berarti telinga. Sedangkan, kata ‘Brunneoincarnata’ mengacu pada warna tudung jamur tersebut.
Kelompok Lepiota brunneoincarnata sendiri menyebar di wilayah Eropa, umumnya berada di wilayah selatan, meskipun pernah pula ilmuwan temukan di daerah Inggris dan Jerman.
Di benua Asia, jamur ini dapat kita jumpai di Turki, Israel, Pakistan, Iran, hingga timur China. Mereka bersifat saprobik, sebab hidup dengan menguraikan materi organik yang telah mati.
Selain itu, deadly dapperling berkembang dalam kelompok kecil di wilayah hutan campuran. Spesiesnya juga ahli temukan di sekitar hutan berdaun lebar sampai wilayah padang pasir.
Di Inggris dan Irlandia, Lepiota brunneoincarnata berbiak pada bulan Juli hingga November. Waktu pembiakkan ini berbeda-beda di berbagai wilayah, mengikuti iklim dan cuaca sekitar.
Tingkat Toksisitas Lepiota Brunneoincarnata
Secara penampilan, bentuk dan warna spesies deadly dapperling memang sangat mirip dengan dua jenis jamur edible, yakni jamur Tricholoma terreum dan Marasmius oreades.
Karena itu, jamur ini sering kali dianggap tidak berbahaya oleh masyarakat. Padahal racun amatoksin dapat memicu keracunan massal, seperti yang terjadi di Spanyol tahun 2002.
Tidak cuma di negara Spanyol, spesies Lepiota brunneoincarnata ahli sinyalir menjadi dalang terjadinya keracunan jamur massal di Iran pada tahun 2018 dan Tunisia pada tahun 2010.
Gejala awal yang terjadi kepada para penderita relatif mirip, yakni mual-mual dan muntah selama 10 jam. Dalam beberapa hari racun ini bahkan dapat merusak organ hati manusia.
Perlu Anda ketahui, amatoksin baru bisa terdeteksi di dalam urin sekitar 36-48 jam setelah konsumsi. Untuk menghindarinya, jangan pernah memakan jamur liar secara sembarangan.
Taksonomi Jamur Deadly Dapperling
Penulis : Yuhan al Khairi