Pernahkah Anda menikmati segelas es lengkeng selepas berolahraga? Pasti terbayang rasa manis dan kesegarannya yang seketika menghilangkan rasa lelah. Sensasi yang tercipta bukanlah sekedar sugesti, karena lengkeng memang mengandung senyawa penghasil energi. Tidak hanya itu, di balik rasa manisnya, ternyata lengkeng memiliki sejuta khasiat lain yang berguna bagi kesehatan tubuh.
Oleh Rima Putri Agustina | | Artikel ini diterbitkan pada edisi 08 Vol. 3 Tahun 2008
Sudah sekitar 2 bulan ini, ketika berbelanja di pasar atau supermarket, mata kita pasti menangkap beberapa gundukan buah berwarna cokelat muda berbentuk bulat kecil. Tidak mengherankan, bulan Juli dan Agustus adalah bagian dari masa panennya yang akan berakhir pada bulan September. Mereka adalah lengkeng atau kelengkeng. Buah yang satu ini sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia sehingga kehadirannya selalu ditunggu setiap tahun. Tak heran para penjual pun lalu berlomba-lomba menjualnya dengan harga bersaing.
Lengkeng termasuk anggota famili Sapindaceae. Nama latin buah ini adalah Dimocarpus longan dengan sinonim Euphoria longana dan Nephelium longan. Sedangkan nama umumnya adalah ‘longan’ atau ‘dragon’s eye’ (mata naga). Istilah ‘longan’ berasal dari Bahasa Cina, yaitu ‘long nhan’ yang berarti mata naga. Jika kita perhatikan, warna daging buahnya yang berwarna putih agak transparan dan bijinya yang berwarna cokelat kehitaman, kita pasti setuju dengan julukan ini.
Lengkeng diduga berasal dari Cina bagian Selatan. Namun masyarakat dunia banyak yang menyangka buah ini berasal dari Thailand karena merupakan negara produsen lengkeng terbesar di dunia. Konon, pada dasawarsa 1890-an, buah ini dibawa dari Cina ke Thailand sebagai persembahan untuk Raja Chulalongkorn. Sejak saat itu lengkeng dibudidayakan di Thailand dan mulai diperkenalkan ke negara-negara Asia Tenggara dan belahan dunia lain sebagai tanaman penghasil buah manis. Kini pohon lengkeng dapat ditemui hampir di seluruh bagian dunia beriklim tropis dan subtropis. Di Indonesia kebanyakan lengkeng tumbuh pada ketinggian di atas 600 mdpl, dengan tinggi pohon mencapai 15 meter dan lebar kanopi 14 meter.
Saat ini lengkeng tengah menjadi primadona di beberapa negara. Rasa manisnya disukai oleh anak-anak, tekstur lembutnya disukai oleh lansia, dan kepraktisan pengemasannya disukai oleh para koki. Tak heran permintaan buah ini di pasaran mencapai angka yang fantastis, misalnya di Indonesia yang pada tahun 2005 mencapai angka 25.000 ton. Dari angka tersebut, sekitar 10% di antaranya tertutupi oleh produksi lengkeng lokal di Jawa Tengah, sisanya diimpor dari Cina dan Thailand.
“Selain glukosa dan fruktosa, daging buah lengkeng juga mengandung nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan.”