Serangga satu ini sering sekali terlihat berlalu-lalang dan mengganggu suasana. Biasanya mereka suka hinggap di tempat sampah ataupun tempat dengan bau yang menyengat. Sudah tahu serangga yang saya maksud? Ya, apalagi kalau bukan lalat rumah. Fauna ini adalah serangga pengganggu yang bisa menyebarkan penyakit.
Lalat rumah (Musca domestica) merupakan ordo diptera yang termasuk dalam klasifikasi serangga (insecta) pengganggu yang menyebarkan penyakit secara mekanik dan menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dengan sebarannya yang begitu banyak. Namun tidak semua lalat merugikan manusia, seperti Lalat Tentara Hitam (Hermentia Illucens), atau dalam bahasa Inggris Black Soldier Fly (BSF), lalat ini bermanfaat sebagai inovasi penanganan dan pengolahan sampah organik
Kembali tentang lalat rumah, lalat ini sangat menyukai tempat yang sejuk dan tidak berangin. Pada malam hari lalat ini hinggap di semak-semak, dan lebih menyukai makanan yang bersuhu tinggi dari suhu udara sekitar dan sangat membutuhkan air. Tingginya populasi lalat akibat dari kondisi lingkungan yang saniter filth (jorok).
Morfologi Lalat Rumah
Secara morfologi, lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan jelas. Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris, dengan ciri khas tubuh terdiri dari tiga bagian yang terpisah menjadi kepala, thoraks dan abdomen, serta mempunyai sepasang antena (sungut) dengan 3 pasang kaki dan 1 pasang sayap (Menkes RI No.50, 2017).
Siklus Hidup Lalat Rumah
Dalam siklus hidupnya lalat adalah insekta yang mengalami metamorfosa sempurna, dengan stadium telur, larva, kepompong dan stadium dewasa. Menurut Departemen Kesehatan (1991), hal ini menunjukkan semua lalat mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya. Metamorfosis sempurna lalat adalah sebagai berikut:
(1) stadium telur,
(2) stadium larva,
(3) stadium kepompong, dan
(4) stadium dewasa.
Siklus ini bervariasi bergantung pada keadaan lingkungan perkembangbiakannya. Waktu yang dibutuhkan lalat menyelesaikan siklus hidupnya dari sejak masih telur sampai dengan dewasa antara 12 sampai 30 hari. Rata-rata perkembangan lalat memerlukan waktu antara 7-22 hari, tergantung dari suhu dan makan dan yang tersedia (Menurut Depkes, 1991).
Pembawa Penyakit
Lalat dapat bertindak sebagai vektor penyakit typus, dan penyakit perut lainnya seperti disentri, diare, kolera, dan penyakit kulit. Tempat yang disenangi lalat adalah tempat yang kotor dan basah seperti:
(a) kotoran hewan;
(b) Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan;
(c) kotoran organik;
(d) air kotor (Siska Desti Rahayu, 2019 dalam eprints.poltekkesjogja.ac.id).
Baca juga: Kelapa Sawit, Tanaman Serbaguna yang Kontroversial
Takut pada Cahaya Biru
Ada lagi keunikan lalat yang belum banyak diketahui orang. Disebutkan dalam kajian ilmiah poltekkesjogja.ac.id, lalat tertarik pada cahaya terang seperti warna putih dan kuning, tetapi takut pada warna biru.
Bergerak Mengikuti Bau
Selain itu, lalat juga tertarik pada bau atau aroma tertentu, termasuk bau busuk dan esen buah. Bau sangat berpengaruh pada alat indra penciuman, yang mana bau merupakan stimulus utama yang menuntun serangga dalam mencari makanannya, terutama bau yang menyengat. Organ kemoreseptor (pengecap) terletak pada antenna. Organ ini membantu serangga untuk dapat menemukan arah datangnya bau.
Taksonomi Lalat Rumah
Penulis : Sarah R. Megumi
Editor: Ixora Devi