Tanah Papua menyimpan beragam flora khas. Ada sekitar 20.000 spesies tanaman yang berasal dari Papua dan banyak diantaranya memiliki manfaat sebagai tanaman obat tradisional. Salah satunya tanaman ketepeng cina (Cassia alata L. sin.) atau dalam penamaan lokal Papua disebut daun kaskado.
Selain dikenal sebagai daun kaskado di Papua, beberapa penamaan lain tanaman ini di berbagai daerah diantaranya ketepeng kebo (Jawa), ketepeng badak (Sunda), acon-aconan (Madura), sajamera (Halmahera), kupang-kupang (Ternate), tabankun (Tidore), daun kupang, daun kurap, gelenggang (Sumatera). Penamaan dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut seven golden candlestick, sedangkan dalam bahasa Filipina disebut akapulko.
Ketepeng cina menyebar luas di wilayah dataran rendah Papua. Oleh masyarakat Papua tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei atau penyakit kulit karena jamur Tinea imbricate.
Di daerah lain ketepeng cina juga dimanfaatkan secara tradisional untuk mengatasi penyakit kulit. Tanaman ini mengandung aktivitas farmakologi yang baik untuk menyembuhkan penyakit kulit dan penyakit lainnya seperti kurap, kudis, panu, eksem, malaria, sembelit, radang kulit bertukak, sifilis, herpes, influenza dan bronkitis.
Tanaman ini tumbuh liar pada ekosistem hutan hujan tropis dan habitat yang lembap, di pinggiran rawa-rawa dan di tepi jalan, kadang-kadang ditanam di pinggiran kebun. Secara morfologi ketepeng cina merupakan tanaman semak kecil dengan tinggi sekitar 2-5 m dan memiliki percabangan horisontal. Daunnya termasuk daun majemuk menyirip, anak daunnya berseling, berpasangan 8-12 pasang, anak daun memanjang oval. Bagian ranting dan tangkai daunnya berwarna merah kecoklatan.
Bunga tersusun tandan di ujung batang. Daun mahkota bunga berwarna kuning terang sampai kuning keemasan, bagian dalamnya condong setengah bulat, dan berbunga mulai dari Mei-Agustus. Buahnya berbentuk polong seperti buncis, panjangnya 15-18 cm. Berbiji banyak berwarna hitam.
Daun ketepeng cina memiliki kandungan seperti alkaloid, saponin, tannin, steroid, antrakuinon, flavonoid dan karbohidrat. Flavonoid pada tanaman ini memiliki efek antiinflamasi, antialergi, antibakteri (terhadap Aspergillus fumigatus dan Microsporum canis), antioksidan, dan efektif untuk beberapa golongan jamur (bersumber dari Jurnal Sains dan Kesehatan, 2016).
Berdasarkan buku “Tanaman Obat Tradisional Papua” (2016), cara menggunakan tanaman ini sebagai tanaman obat ialah dengan memanfaatkan daunnya. Ambil daun ketepeng cina sebanyak dua tangkai ditumbuk halus sampai mengeluarkan cairan. Tambahkan sedikit kapur sirih lalu digosokkan pada kulit yang sakit diakibatkan oleh jamur.
Penulis: Sarah R. Megumi