Katak terbang wallace atau Wallace’s flying frog bernama ilmiah Rhacophorus nigropalmatus merupakan katak arboreal yang banyak menghabiskan waktunya di atas pohon.
Mereka mampu meluncur di udara hingga ketinggian 15 meter karena bentuk kakinya yang berbeda dari katak lain. Katak terbang wallace pertama kali Alfred Russel Wallace deskripsikan.
Katak betina memiliki perilaku unik ketika akan bertelur, yakni mengeluarkan cairan yang digosok-gosokan oleh kaki belakangnya sehingga menjadi busa. Kemudian ia akan meletakkan telur-telurnya pada sarang gelembung (busa) tersebut, bersamaan dengan katak jantan membuahi dengan spermanya.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Katak terbang wallace berukuran tubuh cukup besar mencapai 10 cm dan memiliki mata yang besar. Terdapat membran timpani di belakang matanya, yang berfungsi sebagai gendang telinga. Organ ini umum kita temukan pada katak.
Tubuhnya berwarna hijau mengkilap dengan warna kuning muda pada sisi lateral serta pada bantalan kaki dan moncongnya. Selain itu terdapat beberapa bercak putih besar pada pahanya. Pada permukaan kulitnya terdapat butiran halus di bagian atas dan butiran cukup kasar di bagian bawah tubuhnya.
Selain itu, mereka memiliki suatu segmen terminal pada setiap jari tangan dan kakinya yang melebar membentuk bantalan kaki khusus dan memungkinkan katak ini dapat menempel pada permukaan vertikal.
Katak terbang wallace juga memiliki tangan dan kaki yang berselaput penuh, sehingga ketika jarinya ia rentangkan katak ini dapat meluncur terbang dari tempat bertenggernya di atas pohon.
Selaput tersebut berwarna hitam pekat di bagian dasarnya, dan berwarna kuning serta berurat dengan warna hitam ke arah tepiannya. Sedangkan permukaan atas jari-jari kaki ke empat berwarna kuning. Selain itu katak ini juga memiliki lipatan kulit yang membantu menangkap udara ketika melompat.
Di samping itu, tungkai belakangnya berukuran lebih besar dari pada tungkai depannya dan dapat memberikan daya dorong saat melompat. Katak ini juga memiliki tulang khusus yang membantu mereka menekan bantalan penghisap kecil pada kaki dan jari-jari kaki ke permukaan pohon, sehingga memberikan cengkeraman yang kuat untuk mendarat.
Habitat dan Distribusi
Katak terbang wallace bisa kita temukan di hutan tropis yang lembap, hutan hujan primer yang selalu hijau, hutan sekunder, serta lahan bekas ladang yang sudah tertutup vegetasi.
Distribusinya di Asia meliputi beberapa negara yakni, Brunei Darussalam, Indonesia (Sumatera, Kalimantan), Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak), Myanmar, dan Thailand.
Ancaman dan Status Konservasi
Ancaman utama bagi populasi katak ini ialah perubahan kondisi habitat atau alih fungsi hutan menjadi lahan terbuka. Selain itu, berdasarkan data asesmen oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) katak ini masuk dalam daftar satwa yang diperdagangkan baik nasional dan internasional.
Namun, perdagangan ini tidak pada tingkat yang dapat dianggap sebagai ancaman besar bagi spesies ini. Oleh karena itu, IUCN memasukkan satwa ini dalam status konservasi kurang diperhatikan (least concern) berdasarkan asesmen terakhir di tahun 2021.
Taksonomi Katak Terbang Wallace
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin