Katak raksasa Sulawesi (Limnonectes grunniens) merupakan jenis katak spesies ‘baru’ endemik di Sulawesi. Spesies ini berhabitat di dalam atau sekitar sungai-sungai kecil pada kondisi hutan yang masih relatif alami.
Berdasarkan beberapa survei terdahulu diketahui bahwa ukuran tubuh katak ini yakni antara 300 hingga 1000 gram.
Namun, ada pula yang beratnya mencapai 1.500 gram. Hal ini berdasarkan temuan sembilan katak raksasa di pinggiran Honaira, Ibukota Kepulauan Solomo. Bahkan pernah juga ditemukan di Desa Enrekang, Sulawesi Selatan 2017.
Karena ukuran besarnya ini, katak raksasa sangat berpotensi besar sebagai hewan ternak di masa mendatang.
Namun sayangnya, populasi di habitatnya relatif lebih kecil daripada katak-katak lokal lain seperti Rana cancrivora, Rana blythi, Limnonectes modestus dan Rana chalconota. Oleh karena itu membutuhkan domestikasi lebih lanjut.
Morfologi dan Ciri-Ciri Umum
Secara umum, morfologi katak jantan dan betina sulit dibedakan karena keduanya memiliki pola warna mirip (cokelat muda hingga agak kehitam-hitaman).
Namun, katak jantan lebih besar daripada betina. Panjang tubuh jantan (mulut ke dubur) yakni berkisar antara 132 hingga 202 milimeter. Bobotnya 270 hingga 360 gram.
Panjang tubuh katak betina antara 95,5 hingga 148,0 milimeter. Bobotnya antara 100 hingga 345 gram. Jarak mata-timpanum katak jantan lebih panjang dibanding katak betina.
Jumlah telur spesies ini jauh lebih kecil daripada beberapa jenis lain dari kelompok famili yang sama seperti R. cancrivora mencapai 17.000 butir. Sedangkan R. catesbeiana mencapai 20.000 butir telur.
L. grunniens jantan memiliki testis berwarna cokelat muda dengan ukuran testis kiri lebih besar dari testis kanan.
Habitat dan Distribusi Persebaran Katak Raksasa Sulawesi
Habitat katak raksasa di sungai-sungai kecil dengan lebar antara 1-4 meter dengan kedalaman air antara 0-50 sentimeter.
Kisaran suhu alami air lingkungan antara 24-26 derajat Celcius dan suhu udara antara 27-28 derajat Celcius, suhu normal daerah tropik.
Selain ada pada aliran sungai hutan primer juga dapat bisa kita temukan pada aliran sungai hutan sekunder (kebun masyarakat).
Populasi katak raksasa ini berhabitat asli di Sulawesi, Maluku dan Papua. Sayangnya populasinya sangat kecil dan terancam punah karena sebagai konsumsi makanan penduduk.
Manfaat dan Kegunaan Katak Raksasa Sulawesi
Karena ukuran besarnya ini daripada katak lembu (R. catesbriana) berukuran 600-70 gram, katak raksasa sangat berpotensi besar sebagai hewan ternak di masa mendatang.
Populasi spesies ini sudah langka dan terancam punah. Selain belum adanya domestikasi, faktor pemicu kepunahan lain yakni kerusakan habitat, intensifikasi pertanian, pembukaan hutan dan ancaman industri beserta limbahnya.
Taksonomi Katak Raksasa Sulawesi (Limnonectes grunniens)
Penulis: Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin