Beberapa hewan memiliki arti tersendiri bagi kebudayaan atau kepercayaan tertentu, salah satunya kambing. Bagi umat muslim, hewan ini merupakan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji. Bagi kesehatan manusia, kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi selain ayam, ikan, dan sapi. Salah satu jenis kambing unggul yang dapat dipelihara adalah kambing peranakan etawa.
Ternak kambing di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua rumpun besar yakni kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE), Menurut tipenya, kambing PE termasuk kambing dwiguna yaitu penghasil daging dan susu.
Berdasarkan kajian ilmiah Umi Adiati dan D. Priyanto, Balai Penelitian Ternak (2011), kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing etawa dari India yang memiliki iklim tropis/subtropis dan kering dengan kambing kacang pada sekitar tahun 1830-an (Devendra dan Burns, 1983). Dengan demikian kambing PE telah beradaptasi dengan baik pada lingkungan Indonesia.
Sampai saat ini penyebaran kambing PE masih sangat terbatas dengan total populasi sekitar 500.000 ekor. Hewan ini tersebar tidak merata di wilayah Indonesia dan hanya 60% dari populasi tersebut ada di Pulau Jawa dan Madura, sementara populasi ternak kambing di Indonesia mencapai 16.841.149 ekor (DITJENNAK, 2010). Sumber bibit utama kambing ini yaitu Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dan Kulonprogo, Yogyakarta.
Kambing PE memiliki ciri-ciri atau morfologi yang tidak jauh berbeda dengan kambing etawa, yaitu postur tubuh yang besar, telinga panjang menggantung, muka cembung, dan bulu di bagian paha belakang yang panjang. Kambing PE betina berukuran relatif lebih besar dibanding kambing lokal lainnya dan memiliki puting yang panjang (Sodiq dan Abidin, 2008).
Kambing ini memiliki jambul di daerah dahi dan hidung khusus untuk jantan, warna rambut yang khas yaitu hitam atau coklat hanya pada bagian kepala sampai leher dan putih diseluruh tubuh, memiliki gelambir, tanduk yang kecil, telinga yang panjang 20-25 cm dan melipat keluar. Tinggi badan kambing PE dewasa antara 60-120 cm, dan berat badan dewasa antara 25-100 kg. Selain itu, kambing PE memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan (Prasetyo 1992).
Kambing PE menghasilkan susu rata-rata 1 liter/hari/ekor dengan harga Rp 18.000/liter (Budiarsana, 2011). Tekstur dari susunya sendiri yaitu memiliki butiran lemak yang lembut, halus dan lebih kecil dibandingkan dengan lemak pada susu sapi.
Berdasarkan berbagai penelitian, susu kambing sangat baik untuk mencegah munculnya berbagai penyakit. Jenis penyakit yang dapat dicegah mengonsumsi susu kambing antara lain TBC, asma, anemia, hepatitis, kram otot, dan tukak lambung. Susu kambing yang segar lebih banyak mengandung nutrisi dibandingkan susu kambing yang sudah diolah menjadi berbagai produk.
Penulis: Sarah R. Megumi