Bagaimana rasanya, bila kita berada di dalam gua yang gelap gulita, kemudian ada serangga seperti laba-laba yang merayap di tubuh kita? Pasti bakal menjerit ketakutan. Tetapi serangga dalam gua memang benar adanya. Salah satu serangga gua yang sering ditemui adalah Kalacemeti.
Oleh Cahyo Rahmadi*
Kalacemeti merupakan kelompok Arachnida atau kelompok hewan invertebrata Arthropoda. Mungkin tidak banyak orang tahu tentang monster dari kegelapan gua seperti Kalacemeti ini. Bahkan bagi para penggemar film Harry Potter, mungkin mereka tidak pernah tahu jika kalacemeti pernah ikut beraksi di sana. Dalam film Harry Potter sekuel The Goblet of Fire, monster satu ini sempat menunjukkan kegaharannya dalam salah satu adegan di dalam kelas ketika Mad Eye Moody mengajar.
Dalam aksinya di film Harry Potter, kala cemeti nampak menjadi bahan demonstrasi dalam kelas. Binatang ini digambarkan bisa membesar badannya dan meregangkan capitnya yang seram seakan siap menelan apa yang ada di depannya. Sang guru, Mad-Eye Moody, pun sempat bilang kalau binatang itu tidak berbahaya ketika kala cuka menempel di kepala muridnya.
Kalacemeti dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “whip-spider” atau “tailess whip-scorpiones”, lebih dikenal dengan nama Amblypygi karena memiliki perut atau abdomen yang membulat. Kalacemeti merupakan kerabat dari kalajengking, kalacuka, laba-laba dan bangsa lain dalam kelas Arachnida. Di Indonesia belum banyak orang yang mengenal kalacemeti meskipun beberapa orang terkadang rancu menyebut kalacemeti sebagai laba-laba meskipun secara keilmuan antara laba-laba dan kalacemeti sangat jauh berbeda.
Kalacemeti memiliki bagian tubuh yang unik dan berbeda dengan laba-laba yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita. Bagian tubuh kalacemeti dibedakan menjadi dua bagian yaitu kepala-dada (cephalothorax) dan perut (abdomen). Di bagian kepala-dadanya inilah berbagai macam alat tubuh menempel seperti kaki, capit, alat mulut bahkan kaki yang telah temodifikasi menjadi antena.
Kalacemeti memiliki sepasang cambuk yang sebenarnya merupakan modifikasi sepasang kaki terdepan. Kalacemeti berjalan hanya menggunakan tiga pasang kaki tidak seperti laba-laba atau kalajengking pada umunya. Sepasang kaki terdepan inilah yang berfungsi menjadi alat peraba karena memiliki rambut-rambut halus yang terdapat di puluhan ruas yang ada cambuknya. Cambuk tersebut tersusun oleh ruas-ruas pendek berjumlah puluhan bahkan ratusan di beberapa suku di kalacemeti.
Cambuk ini memiliki peran yang sangat penting untuk mencari mangsa dan ketika bereproduksi. Selin cambuk, mereka juga memiliki sepasang alat makan berupa capit yang dilengkapi dengan duri-duri yang tajam. Capit berfungsi untuk manangkap dan memegang mangsa ketika mangsa berhasil ditangkap. Mereka menggunaka sepasang alat makan berupa chelicera yang tersusun dari dua ruas yang bagian ujung tajam dan bergigi. Sedangkan bagian dasarnya dilengkapi rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyaring cairan mangsanya.
Kalacemeti boleh dibilang monster di dalam gelap, karena mereka sangat menyukai tempat-tempat yang gelap dan lembab. Mereka berburu dan aktif di malam hari, dan mereka seperti vampire karena harus mencari mangsa di malam hari. Ketika siang hari, mereka banyak bersembunyi di celah batuan atau di bawah batu di hutan-hutan atau bahkan di sekeliling rumah kita.
Kalacemeti menyukai tempat yang gelap, mereka juga banyak ditemukan hidup di dalam gua. Di dalam gua, mereka banyak ditemukan merayap di dinding gua bahkan di atap gua-gua yang tinggi. Mereka memiliki kaki yang dilengkapi semacam kuku berjumlah sepasang yang tajam dan juga organ seperti karet yang membantu menempel di dinding. Dengan alat itu, mereka dapat hilir mudik di dinding gua untuk mencari mangsa atau mencari pasangan hidup untuk meneruskan generasinya. Selain di dinding gua, sebagian kelompok lainnya memilih hidup di lantai gua bersembunyi di bawah batu atau lembaran daun yang terbawa banjir masuk ke dalam gua.