Kakatua Kecil Jambul Kuning, Terancam Akibat Perburuan

Reading time: 2 menit
Cacatua sulphurea atau Kakatua kecil jambul kuning. Foto : Shutterstock

Cacatua sulphurea atau disebut juga kakatua kecil jambul kuning merupakan burung unik yang dilindungi oleh hukum melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Kehutanan No. 350//Kpts-11/1997.

Secara umum spesies ini terdapat di dataran rendah, dan sangat jarang dilaporkan diatas ketinggian 1000 meter.

Secara morfologi burung kakatua jambul kuning memiliki ukuran tubuh yang sedang. Panjang tubuhnya lebih kurang 30 cm. Memiliki paruh berbentuk bengkok dengan bagian atas lebih panjang dari bagian bawah. Jari kaki dua kearah depan dan dua lainnya ke arah belakang.

Mereka memiliki mata yang bulat. Dari segi warna bulu, burung ini hampir seluruhnya berwarna putih. Hanya jambul di bagian atas kepala yang berwarna kuning.

Adapun kakatua kecil jambul kuning terdiri dari beberapa anak jenis yang memiliki karakteristik dan cirinya tersendiri:

  1. Cacatua sulphurea sulphurea, merupakan anak jenis yang tersebar di pulau Sulawesi.
  2. Cacatua sulphurea citrinocristata, merupakan anak jenis yang endemik dan tersebar di pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
  3. Cacatua sulphurea parvula, merupakan anak jenis yang persebarannya paling luas yaitu meliputi Nusa Penida (Bali), Lombok, seluruh kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur serta Timor leste.

Berdasarkan beberapa sumber ilmiah menyatakan jika kakatua lebih menyukai hutan primer yang belum terganggu. Contohnya burung kakatua jenis cacatua sulphurea citrinocristata khas Sumba, di Pulau Sumba mereka lebih memilih hutan primer yang tidak terganggu dengan karakter hutan berpohon besar sebagai lokasi bersarang.

Dikutip dari jurnal ilmiah Warta Cendana (2012), semua jenis kakatua bersarang di dalam lubang pohon. Adapun beberapa keuntungan bersarang pada lubang pohon antara lain memberikan perlindungan dari predator, perlindungan dari cuaca ekstrim dan memberikan iklim mikro yang stabil.

Untuk bersarang pun mereka memilih jenis-jenis pohon tertentu. Kakatua akan memilih lubang pohon yang tersedia di alam. Mereka tidak dapat menggali lubang sarang sendiri. Pemilihan lubang sebagai tempat bersarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti bentuk dan ukuran lubang, kondisi lingkungan di sekitar lubang sarang, termasuk ketersediaan sumber pakan dan air.

Bukan rahasia lagi jika burung unik ini banyak diminati karena keindahan bulu, terlebih juga karena kepintarannya yang dapat menirukan suara atau menyebutkan kosa kata yang diajarkan oleh pemeliharanya. Kekhasan keindahan bulu jambul atau mahkota di ubun-ubun kepalanya ditambah lagi dengan suara lengkingannya yang sangat nyaring menyebabkan burung kakatua banyak diburu orang untuk diperdagangkan karena memiliki nilai jual yang tinggi.

Akibat dari aktivitas perburuan tersebut, laju ancaman kepunahan burung kakatua semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dalam perdagangan internasional burung kakatua kecil jambul kuning masuk ke dalam Appendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) yang berarti dilarang untuk diperdagangkan.

Taksonomi Kakatua Kecil Jambul Kuning

Penulis: Sarah R. Megumi

Sumber

Top