Buaya dan aligator merupakan dua anggota ordo Crocodilia yang paling populer di dunia. Meski begitu, ada pula satu spesies lain yang disebut sebagai kaiman (Caiman). Reptil ini umumnya memiliki tubuh yang kecil dengan ciri fisik unik, seperti kaiman berkacamata.
Kaiman berkacamata atau spectacled caiman mempunyai nama ilmiah Caiman crocodilus. Populasi hewan tersebut menyebar ke berbagai wilayah, sehingga mempunyai cukup banyak nama panggilan.
Di antara nama bekennya, kaiman putih dan kaiman berbintik adalah dua julukan yang paling tersohor. Kedua nama tersebut merujuk pada penampilan kulit mereka, yang terlihat agak keputihan dan bertotol.
Bahkan, sebutan “berkacamata” sendiri diambil dari tampilan tulang di antara matanya. Bagian tersebut terlihat menonjol ke luar, sehingga sangat mirip dengan bentuk bingkai kacamata.
Morfologi dan Ciri-Ciri Kaiman Berkacamata
Kaiman berkacamata dapat berkembang biak hingga sepanjang 1,4–2,5 meter. Bobot tubuh mereka antara 7–40 kg, tetapi ada pula individu terberat yang dilaporkan mencapai 128 lb atau sekitar 58 kg.
Kelompok pejantan biasanya memiliki panjang dan bobot tubuh yang lebih besar. Panjang rata-rata jantan berkisar 1,5–2,5 meter, sedangkan sang betina hanya mencapai 1,08–1,4 meter saja.
Selain ukuran, tidak ada perbedaan lain antara kedua spesies tersebut. Mereka sama-sama memiliki warna kulit kecokelatan, kehijauan atau abu-abu kekuningan, dengan garis melintang berwarna cokelat tua.
Bagian tubuh bawah tampak lebih pucat daripada sisi atas. Namun, coraknya sendiri dapat berubah mengikuti suhu lingkungan. Sehingga saat cuaca dingin, kulit “buaya” tersebut biasanya terlihat lebih gelap.
Spesies C. crocodilus mempunyai iris mata berwarna kehijauan dengan kelopak yang berkerut. Moncongnya tampak panjang tapi tidak terlalu meruncing, sehingga bagian ujungnya cenderung sedikit melebar.
Habitat dan Distribusi Kaiman Berkacamata
Kaiman berkacamata merupakan spesies Caiman paling menyebar yang ada di dunia. Hewan ini dapat kita jumpai di berbagai daerah, meskipun terbatas di kawasan Amerika Latin seperti Brasil hingga Venezuela.
Kuba, Puerto Rico, dan Amerika Serikat merupakan wilayah naturalisasi dari spesies Caiman ini. Mereka cukup disenangi oleh masyarakat lokal, walaupun diketahui bersifat invasif terhadap satwa setempat.
Spesies C. crocodilus hidup di area hutan, lahan basah, sungai, padang rumput, serta semak belukar dan sabana. Habitatnya berada di dataran rendah, serta biasanya tidak jauh dari area perairan tenang.
Melansir berbagai sumber, cakupan habitat kaiman putih terbatas pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (dpl). Mereka mempunyai daya adaptasi yang tinggi, bahkan dapat hidup di sekitar manusia.
Laman IUCN Red List mengategorikan spesies ini sebagai “least concern” atau berisiko rendah. Populasinya memang tidak dipengaruhi oleh rusaknya habitat, melainkan aktivitas perburuan liar dan perdagangan.
Pola Hidup dan Perilaku Kaiman Berkacamata
Kaiman berkacamata sangat gemar berjemur di sekitar sungai. Anggota famili Alligatoridae ini terlihat cukup tenang, meskipun dapat bergerak dengan cepat apabila merasa terancam.
Saat musim hujan, pejantan bersifat lebih agresif dan menjadi teritorial. Mereka biasanya berburu pada malam hari, sedangkan menu dietnya bergantung pada musim di habitatnya.
Pada musim hujan, spesies Caiman ini memakan siput dan kepiting air tawar. Individu bertubuh kecil memakan serangga dan udang, tetapi kaiman besar mengonsumsi ikan dan mamalia saat musim kemarau.
Kaiman berbintik mempunyai pola komunikasi yang unik; terdiri atas 13 gerakan tubuh dan sembilan vokalisasi. Jantan diketahui berkomunikasi lewat gerakan ekor, sedangkan betina mengeluarkan suara panggilan.
Spesies ini mencapai kematangan seksual pada usia 4–7 tahun, musim kawinnya terjadi pada bulan Mei hingga Agustus. Sang betina merawat sendiri anak-anaknya, durasi mengasuh ini mencapai 12–18 bulan.
Taksonomi Spesies Caiman Crocodilus
Penulis : Yuhan al Khairi