Jamur St George’s (Calocybe gambosa) merupakan salah satu jamur yang dapat dimakan dari famili Lyophyllaceae. Di Italia, jamur ini cukup populer dan dikenal sebagai prugnolo atau marzolino.
Sementara di Prancis jamur ini juga populer dikonsumsi dan dikenal sebagai Mousseron. Selain itu, jamur ini mudah sekali kita kenali di alam, dari baunya yang seperti tepung basah. Memiliki beberapa nama sinonim di antaranya Agaricus georgii L., Tricholoma gambosum (Fr.) P. Kumm., Calocybe georgii (L.) Kühner, Lyophyllum gambosum (Fr.) Singer, dan lainnya.
Taksonomi jamur ini terus mengalami perubahan seiring waktu. Pada tahun 1753, Carl Linnaeus menamai jamur ini Agaricus georgii. Kemudian di tahun 1821, Elias Magnus Fries mengubah nama ilmiah jamur ini menjadi Agaricus gambosus.
Hingga akhirnya seorang ahli mikologi Belanda, Marinus Anton Donk mengklasifikasi ulang jamur St George sebagai Calocybe gambosa, nama yang kita kenal hingga saat ini.
Sementara itu C. gambosa umum dikenal dengan nama jamur St George’s karena jamur ini umum ditemukan pada hari St George, 23 April di Inggris.
Jamur St George’s Rentan Diserang Belatung
Tudung C. gambosa berdiameter 5 hingga 15 cm, dengan bentuk awalnya bulat dan berubah menjadi cembung terkadang hampir rata. Permukaannya halus dan putih dengan semburat cokelat muda yang terkadang menjadi cokelat tua seiring bertambahnya usia. Daging tudungnya keras, berwarna putih, dan sangat rentan terhadap serangan belatung. Oleh sebab itu, hanya jamur mudanya yang bisa kita ambil.
Sementara bagian lamellanya berwarna putih juga dan tersusun padat. Batangnya berukuran lebar 2 hingga 4 cm, dan tebal di bagian pangkalnya. Tinggi batangnya berkisar antara 3 hingga 7 cm dan tidak memiliki cincin batang. Selain itu, terdapat spora berbentuk ellipsodial, halus, berukuran 5-6 x 3-4µm, dan cetakan spora berwarna putih.
Tersebar di Seluruh Eropa dan Amerika Utara
Jamur St George’s dapat kita temukan di ladang, padang rumput, tepi hutan, dan pinggir jalan. Tumbuh berkelompok yang tersebar dan kadang membentuk lingkaran cincin. Distribusinya meliputi seluruh Eropa dan Amerika Utara. Umumnya muncul saat bulan April hingga Mei. Namun di negara-negara beriklim hangat, jamur ini muncul di bulan Maret.
Populer untuk Dikonsumsi dan Dimasak dalam Berbagai Resep
Melansir berbagai sumber, jamur St George’s baik untuk dikonsumsi dan populer untuk dimasak, bahkan aman dikonsumsi saat belum dimasak. Jamur ini dapat dicampurkan dalam resep apapun, cocok untuk hidangan seperti risotto, omelet, sup, hingga saus jamur.
Di Spanyol Utara dan Prancis Selatan, di wilayah Basque Country dan sekitarnya biasanya jamur St George’s dimakan dengan cara ditumis dengan telur atau daging asap. Ketika dimasak, bau dan rasa tepung pada jamur ini akan menghilang sehingga lezat dikonsumsi.
Karena jamur ini rentan diserang belatung, perlu diperhatikan ketika akan memasaknya. Disarankan untuk memotong jamur ini secara vertikal untuk memastikan tidak ada belatung di bagian dalam jamurnya.
Taksonomi Jamur St George’s
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin