Phlebopus marginatus adalah spesies jamur berpori yang berasal dari famili Boletinellaceae. Kelompoknya ahli gabungkan ke dalam genus Phlebopus, sehingga berkerabat dekat dengan spesies jamur P. tropicus yang ada di Brazil.
Pada Oktober 2021 silam, masyarakat Cicalengka, Jawa Barat, sempat digegerkan dengan kabar penemuan jamur raksasa di halaman rumah salah seorang warga.
Jamur tersebut setidaknya memiliki diameter antara 30-40 cm dengan bobot berkisar 3,5 kg. Berdasarkan dugaan sementara, jamur yang dimaksud berasal dari suku Phlebopus.
Setelah diteliti oleh fungi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), barulah awam mengetahui bahwa jamur tersebut merupakan P. marginatus atau biasa disebut jamur salmon gum.
Spesies P. marginatus sendiri pertama kali ilmuwan perkenalkan ke publik pada tahun 1845. Mereka jamak pakar temukan di wilayah Australia, meski menyebar ke daerah lainnya.
Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Salmon Gum
Mirip seperti jamur puffball, P. marginatus ahli golongkan sebagai salah satu jenis jamur gigantik. Bobot rata-ratanya mencapai 20 kg, walau yang terberat justru mencapai 29 kg.
John Burton Cleland, naturalis asal Australia, bahkan pernah melaporkan penemuan jamur salmon gum seberat 32 kg. Fungi tersebut terlihat unik karena memiliki diameter 70 cm.
Selayaknya jamur Agaricomycetes, P. marginatus mempunyai topi atau penutup. Bentuk topi itu cembung hingga rata, terkadang dengan bagian tengah yang menjorok ke dalam.
Di Negeri Kangguru, warna kulit jamur P. marginatus umumnya kecokelatan sampai zaitun. Sedangkan di Selandia Baru dan Indonesia, terlihat corak kebiruan pada bagian penutupnya.
Spora jamur salmon gum berwarna kuning kecokelatan. Mereka tidak tergolong sebagai fungi beracun, walaupun sangat jarang khalayak manfaatkan sebagai bahan baku pangan.
Baca juga: Mengenal Agaricus Campestris, Kerabat Terdekat Jamur Kancing
Habitat dan Distribusi Jamur Salmon Gum
Jamur bersuku Phlebopus memang menyebar di kawasan subtopis dan pantropis, karena itu jangan heran jika spesiesnya banyak dijumpai di Indonesia, Malaysia, hingga Selandia Baru.
Di Tanah Air, spesies P. marginatus umum awam jumpai di Pulau Jawa dan Sumatra. Mereka bahkan ahli laporkan terdistribusi sampai ke Sri Lanka, Cina, serta wilayah Amerika Selatan.
Di negara asalnya, pertumbuhan jamur salmon gum tercatat mulai dari Australia Selatan ke New South Wales. Mereka berbiak di kawasan hutan eukaliptus terutama saat musim hujan.
Perkembangbiakkan buah fungi sendiri dapat terjadi secara individu atau cicin peri. Artinya, jamur-jamur berkembang dengan posisi membentuk lingkaran atau setengah lingkaran.
Uniknya, spesies jamur salmon gum di Cina justru berafiliasi dengan tumbuhan lainnya. Ia ahli temukan tertanam di dekat pohon mangga, kopi, pomelo, nangka, hingga spesies oak.
Karakteristik dan Sifat Jamur Salmom Gum
Sampai saat ini, upaya budi daya P. marginatus sejatinya masih masyarakat galakkan. Meski dikonsumsi di sejumlah daerah, perdagangan jamur ini terbilang masih sangat jarang.
Di Laos, Thailand, Myanmar dan Cina, warga lokal menjadikan jamur ini sebagai pelengkap makanan. Populasi mereka terekspoiltasi di Yunan, hingga populasinya sangat berkurang.
Menurut berbagai sumber, cita rasa jamur salmon gum ringan dan agak hambar. Aromanya digemari oleh serangga, sehingga sering dijadikan sebagai tempat berkumpul kelompoknya.
Tidak cuma itu, spesies belatung bahkan kerap menjadikan jamur ini sebagai “rumah.” Atas alasan itulah ahli tidak merekomendasi jika jamur ini awam manfaatkan sebagai makanan.
Sebagai informasi, pakar mengidentifikasi fungi P. marginatus dengan sejumlah nama ilmiah yaitu P. portentosus, Boletus marginatus, B. portentosus dan Phaeogyroporus portentosus.
Baca juga: Jamur Tiram, Fungi Bertudung Putih yang Baik bagi Kesehatan
Taksonomi Spesies Phlebopus Marginatus
Penulis : Yuhan al Khairi