Meski dikenal sebagai jamur salju, spesies fungi satu ini berkembang baik di wilayah tropis dan subtropis. Spesiesnya merupakan salah satu golongan jamur jeli, dapat dimakan serta memiliki permukaan buah berwarna putih bersih.
Jamur salju memiliki nama ilmiah Tremella fuciformis. Spesies ini tergabung ke dalam famili Tremellaceae, serta dikenal juga sebagai jamur kuping putih berkat penampilan buahnya.
Berbeda dengan jamur kuping merah dan hitam, bentuk jamur kuping putih terlihat lebih tidak beraturan. Permukaannya tampak berumbai, bahkan sangat bening seperti agar-agar.
Dalam bahasa Tionghoa, jamur kuping putih dikenal juga sebagai yin er atau “kuping perak.” Ada pula yang menyebutnya bai mu er, atau dapat diartikan sebagai “kuping pohon putih”.
Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Salju
Jika diperhatikan, tampilan jamur salju cukup mirip dengan daun selada. Tepian dagingnya tampak keriting atau bergerigi, sedangkan bentuknya mirip seperti kepalan atau membulat.
Saat masih muda, basidiokarp jamur biasanya berwarna putih krem atau putih kecokelatan. Diameter koloninya bisa mencapai 4,5–12,5 cm, sedangkan panjang cabang sekitar 1–4 cm.
Basidiokarp adalah tubuh buah jamur Basidiomycotina yang berfungsi untuk pembentukan basidium. Bentuknya bermacam-macam mulai dari payung, kuping atau setengah lingkaran.
Dengan metode mikroskopis, dapat terlihat bahwa ukuran basidium jamur antara 24,5–28 mikrometer. Sporanya elips serta tampak halus, dengan diameter sekitar 4,5–6 mikrometer.
Di banyak negara, jamur T. fuciformis dimanfaatkan sebagai pencuci mulut dan obat herbal. Cita rasanya cenderung agak hambar, tetapi teksturnya sendiri kenyal dan mirip seperti jeli.
Habitat dan Distribusi Jamur Salju
Jamur salju pada dasarnya ditemukan di negara Brasil. Mereka kemudian menyebar sampai ke Asia, bahkan menjadi sangat populer di wilayah Cina, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
Di habitat aslinya, fungi ini berkembang pada permukaan kayu lapuk berdaun lebar. Mereka dapat ditemukan pada dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.
Suhu lingkungan yang disenangi jamur kuping putih berkisar 20–30 derajat Celsius. Tingkat kelembapan udaranya pun terbilang cukup tinggi, sebab rata-rata mencapai 60–70 persen.
Di Indonesia sendiri, budi daya jamur kuping putih cukup jarang ditemukan. Masyarakat kita mengenal jamur ini sebagai komoditas ekspor, yang sering dijual pada supermarket besar.
Praktik budi daya jamur tersebut paling umum ditemukan di Asia Timur. Cina menyumbang adalah negara pasokan utama, dengan total ekspor mencapai 130.000 ton pada tahun 1997.
Kandungan dan Manfaat Jamur Salju
Jamur salju diklaim mengandung kalori yang rendah, serta sedikit protein dan serat. Jamur ini kaya akan vitamin D, zinc, kalsium dan folat yang baik bagi sistem kekebalan tubuh kita.
Tidak cuma itu, berbagai kandungan tersebut efektif meningkatkan kesehatan tulang serta perkembangan otak. Antioksidannya pun tinggi, sehingga ampuh menangkal radikal bebas.
Dalam industri kecantikan, kandungan polisakarida pada jamur kuping putih dipercaya baik untuk mencegah penuaan. Ini juga efektif melembapkan kulit dan membantu proses hidrasi.
Menurut riset, kandungan polisakarida bahkan ampuh menurunkan gula darah. Karena itu, jamur satu ini sangat direkomendasikan menjadi menu makanan untuk penderita diabetes.
Spesies T. fuciformis biasa diolah menjadi makanan lezat seperti sup dan es krim. Dagingnya mudah menyusut jika dikeringkan, sehingga harus direndam di dalam air sebelum dimakan.
Taksonomi Jamur Tremella Fuciformis
Penulis : Yuhan al Khairi