Jamur Poplar, Si Payung Cokelat yang Berkhasiat Obat

Reading time: 2 menit
Jamur ini sangat populer sebagai menu makanan dan obat tradisional. Foto: Freepik

Poplar atau populus adalah sebutan bagi kelompok tumbuhan berbunga gugur dari keluarga Salicaceae. Batang pohon ini adalah “rumah” bagi salah satu spesies jamur paling terkenal di dunia, yakni Cyclocybe aegerita atau jamur poplar.

Sebagai fungi pelapuk, spesies C. aegerita berbiak pada permukaan pohon yang telah busuk. Fungi ini sejatinya dikenal dengan berbagai julukan, salah satunya adalah yanagi-matsutake.

Jangan salah sangka, poplar dan matsutake sebenarnya tidak berkerabat. Poplar berasal dari keluarga Strophariaceae, sedangkan matsutake tergolong dalam keluarga Tricholomataceae.

Secara bentuk, keduanya memang teridentifikasi sebagai jamur agaric. Artinya, kedua jamur tersebut memiliki bentuk menyerupai kancing dengan permukaan atas lebar seperti payung.

Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Poplar

Topi, payung atau cap jamur poplar berbentuk agak cembung dengan diameter 3–10 cm. Ini mulanya bercorak putih krem, tapi berubah menjadi kecokelatan dan menghitam ketika tua.

Panjang tangkai jamur mencapai 5–10 cm dengan diameter sekitar 1–1,5 cm. Tangkainya itu berbentuk sedikit melengkung dengan warna putih krem, lalu berubah menjadi kecokelatan.

Pada bagian atas tangkai terdapat cincin atau ring berwarna senada. Sedangkan lamela atau gills berbentuk seperti kerutan halus, warna cokelatnya terlihat lebih gelap daripada payung

Daging jamur ini terkenal cukup lembut, meski batangnya cenderung keras. Karakteristiknya memang sangat rapuh, bahkan permukaannya bisa pecah saat cuaca panas dan udara kering.

Bila disimpan di lemari es, daging buah yanagi-matsutake dapat bertahan selama 7–10 hari. Jamur ini diketahui sangat berkhasiat, sehingga populer sebagai komoditas pembudidayaan.

Kandungan dan Manfaat Jamur Poplar

Jamur poplar dibudidayakan dan dijual di negara Amerika Serikat, Chili, Jepang, Korea, Italia, Australia dan China. Bahkan, ini sangat populer sebagai menu makanan dan obat tradisional.

Masyarakat Tiongkok menggunakan jamur ini sebagai obat penyakit hati dan ganjil. Fungi ini diklaim mempunyai sifat diuretic, sehingga dapat membuang kelebihan garam melalui urine.

Melansir laman Ultime Mushroom, spesies jamur C. aegerita bahkan diketahui memiliki sifat antioksidan, antitumor, antiinflamasi dan antijamur. Ini juga kaya vitamin dan tinggi mineral.

Karena itu, jamur satu ini sangat cocok apabila dikonsumsi oleh manula. Apalagi di dalamnya terdapat senyawa anti-osteoporosis, yang dapat menghambat melemahnya tulang belakang.

Yanagi-matsutake dapat dimasak dengan berbagai cara. Orang Tiongkok biasa mengolahnya menjadi sup atau rebusan, sedangkan orang Eropa menggunakannya untuk campuran salad.

Habitat dan Budi Daya Jamur Poplar

Jamur poplar berkembang biak di daerah beriklim sedang. Mereka tergolong sebagai spesies kosmopolitan karena distribusinya yang sangat luas dan dapat hidup di berbagai lingkungan.

Secara spesifik, fungi ini menyukai suhu lingkungan antara 13–18 derajat Celsius. Mereka tak hanya tumbuh pada batang poplar saja, melainkan berbagai tanaman berdaun lebar lainnya.

Karena itu, spesies C. aegerita acap kali disalahartikan sebagai spesies matsutake. Sebab bila lingkungannya mendukung, mereka juga dapat berkembang pada pokok dedalu atau willow.

Untuk Anda yang tertarik membudidayakan fungi ini, mereka dapat dibiakkan dengan media tanam berupa serbuk gergaji atau jerami yang dibasahi menggunakan air selama 16–18 jam.

Suhu optimal untuk pertumbuhan miselium sekitar 25–28 derajat Celsius. Nantinya, miselum akan menyebar ke seluruh kantung selama 25-30 hari, sebelum akhirnya mulai berkembang.

Taksonomi Cyclocybe Aegerita

Penulis : Yuhan al Khairi

Top