Nama jamur kuping hitam atau Auricularia polytricha tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Jamur ini disinyalir mengandung berbagai senyawa aktif, yang mampu menjaga kebugaran tubuh serta menangkal beragam penyakit.
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya jenis jamur A. polytricha. Cendawan ini memiliki nilai ekonomi tinggi, sebab kerap publik jadikan sebagai bahan masakan.
Tidak cuma itu, jamur kuping hitam terbilang enteng dibiakkan dan didapatkan. Di alam liar, mereka biasanya menempel pada batang kayu yang telah mati di tempat lembap dan basah.
Secara fisik pun jenis jamur tersebut mudah kita kenali. Permukaannya berwarna coklat tua kehitaman, sedangkan bentuknya mirip seperti mangkuk serta menyerupai telinga manusia.
Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Kuping Hitam
Karena berada dalam genus yang sama, bentuk jamur kuping hitam dan merah (A. auricula-judae) cukup mirip. Keduanya terlihat seperti telinga dengan tubuh yang agak transparan.
Selain itu permukaan jamur kuping umumnya mengilat, berubat dan halus di bagian bawah. Mereka terasa licin dan lentur saat basah, tapi melengkung dan kaku dalam keadaan kering.
Dalam kondisi keringlah jamur kuping hitam biasanya dipasarkan. Warnanya terlihat coklat kehitaman atau ungu tua, berlekuk-lekuk dengan lebar 3-8 cm dan tebal berkisar 0,1-0,2 cm.
Spesies A. polytricha mempunyai tangkai pendek yang menempel pada subsratnya. Jamur ini dianggap dewasa dan layak konsumsi, jika panjang basidioscarp telah mencapai 10 cm.
Bicara soal konsumsi jamur kuping hitam, spesies cendawan ini banyak yang mengenalnya memiliki segudang manfaat. Ia ahli ketahui menyimpan senyawa seperti alkaloid, flavonoid, oksalat dan fenol.
Kandungan dan Manfaat Jamur Kuping Hitam
Dalam sejumlah penelitian, A. polytricha mempunyai sifat antiagresi platelet, antihiperglikemia, imunomodulator, antitumor dan baik sebagai agen antioksidan.
Jamur ini juga kaya akan kandungan vitamin dan mineral seperti vitamin B1, B2, B3, B6, B12, B9 atau asam folat, vitamin C, kalsium, zat besi, magnesium, kalium, fosfor, sodium dan zinc.
Karena itu, ekstrak jamur kuping hitam sering kali pakar libatkan untuk pembuatan obat-obatan. Beberapa kondisi yang dapat kita cegah dengan mengonsumsi jamur ini secara rutin, ialah:
1. Penyumbatan Sirkulasi Darah
Sejak dahulu, kelompok jamur kuping efektif untuk melancarkan aliran darah dalam tubuh. Maka itu, olahannya sering para penderita stroke atau hipertensi konsumsi.
Para wanita Tiongkok bahkan mengonsumi A. polytricha untuk membantu membuang darah kotor. Kandungannya awam percaya sangat baik dalam melancarkan sirkulasi menstruasi.
2. Penyakit Tenggorokan
Penyakit tenggorokan dapat kita cegah dengan mengonsumsi jamur kuping hitam. Lendirnya bahkan efektif untuk menetralisir racun, sehingga sering awam gunakan sebagai obat penawar.
3. Ambeien atau Wasir
Penyakit ambeien atau wasir dapat sangat mengganggu. Untuk mengatasinya, kandungan A. polytricha terbukti ampuh sebagai antimikroba serta membantu memperlancar pencernaan.
Jamur kuping hitam sendiri jamak awam olah sebagai hidangan sup atau makanan pendamping. Menu masakan ini populer di negara-negara Asia mulai dari Cina, Jepang, hingga Indonesia.
Habitat dan Distribusi Jamur Kuping Hitam
Sebagai jamur saprofit, A. polytricha memenuhi nutrisinya dengan menempel pada sisa-sisa material yang mati. Ia sering dijumpai pada batang yang membusuk di berbagai area hutan.
Secara distribusi, kelompok yang dikenal sebagai black jelly fungi ini terbilang cukup luas. Ia bahkan memiliki beberapa panggilan dalam bahasa Tionghoa; yún ěr, máo mù ěr, dan mù ěr.
Di Amerika Serikat, publik mengenal jenisnya dengan julukan tree-ear, jaw’s ear-fungi, atau gelatinous fungi. Sedangkan di Hongkong dan Singapura, jamur ini populer sebagai mouleh.
Tidak bisa dipungkiri, khasiat jamur A. polytricha memang penting untuk tubuh kita. Meski begitu, pastikan Anda mengolah jamur tersebut secara benar sebelum mengonsumsinya, ya.
Taksonomi Spesies Auricularia Polytricha
Penulis : Yuhan al Khairi