Jamur Fairy Inkcap, Si Rapuh yang Kaya Protein

Reading time: 2 menit
Jamur ini umumnya muncul ketika awal musim semi hingga awal musim dingin. Foto: Inaturalist

Jamur Coprinellus disseminatus dikenal juga dengan nama Fairy Inkcap, Fairies Bonnets, atau Trooping Inkcaps. Merupakan golongan jamur kosmopolitan yang mudah tumbuh di mana saja. Berasal dari famili Psathyrellaceae dan berkerabat dengan jamur Gasteroagaricoides sp, Hormographiella aspergillata, Psathyrella corrugis, dan lainnya.

Di samping itu, jamur fairy inkcap memiliki beberapa nama sinonim, yaitu Agaricus minutulus Schaeff., Agaricus disseminatus Pers., Coprinus disseminatus (Pers.) Gray, Coprinarius disseminatus (Pers.) P. Kumm., Pseudocoprinellus disseminatus (Pers.) Kuhner dan Pseudocoprinus disseminatus (Pers.) Kuhner.

Pada awalnya Christiaan Hendrik Persoon deskripsikan jamur ini. Kemudian seorang ahli mikologi Denmark Jakob Emanuel Lange memberikan nama ilmiahnya pada tahun 1939. Sementara itu, dalam beberapa buku jamur, fairy inkcap masih tercatat sebagai Coprinus disseminatus, nama yang umum digunakan untuk klasifikasinya hingga tahun 2001.

Selain itu, karena tubuh jamur yang cukup rapuh, maka nama umum lainnya yaitu Trooping Crumble-cap, yang mencerminkan mudah hancur ketika kita sentuh.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Tudung jamur Fairy Inkcap berdiameter 0,5 hingga 1,5 cm dengan tinggi 1 hingga 1,5 cm. Mulanya tudung jamur akan berbentuk seperti telur, kemudian berubah menjadi seperti lonceng dengan tepian yang sering kali terbalik.

Berwarna krem hingga putih saat masih muda, kemudian berubah menjadi abu-abu hingga kehitaman seiring bertambahnya usia. Bahkan hanya dalam waktu 2 hingga 3 hari saja tudung muda akan mulai berubah warna menjadi abu-abu.

Lamelanya berwarna putih, dan akan berubah warna menjadi abu-abu hingga hitam saat spora sudah masak. Sedangkan tangkainya berbentuk silinder berongga dengan panjang 1,5-4 cm berwarna putih dan sangat rapuh. Selain itu, spora jamur fairy inkcap berbentuk ellips atau seperti kacang almond, berukuran 7-9.5 x 4-5µm dengan cetakan sporanya berwarna hitam.

Habitat dan Distribusi Jamur Fairy Inkcap

Jamur Fairy Inkcap termasuk jamur saprobik yang biasa tumbuh pada atau di samping tunggul kayu, atapun di atas kayu-kayu yang lapuk. Mereka biasa tumbuh berkelompok dalam jumlah yang besar. Di samping itu, jamur ini umumnya muncul ketika awal musim semi hingga awal musim dingin.

Karena merupakan jamur kosmopolitan, dapat kita temukan pada sebagian besar wilayah Asia termasuk Indonesia, Inggris, Amerika Selatan dan Australia. Di Indonesia sendiri, jamur ini dapat kita temukan salah satunya di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pada ketinggian di bawah 1.500 meter di atas permukaan laut.

Manfaat dan Kandungan

Jamur ini dapat dimakan, tidak beracun, serta terasa hambar, oleh karena itu orang jarang mengonsumsinya. Cara lain untuk mengonsumsinya bisa kita tumis dengan campuran bahan lain agar enak dimakan.

Selain itu, suatu penelitian menyatakan jamur ini dapat menstimulasi perkecambahan biji anggrek (Cremastra appendiculata) melalui mekanisme pematahan dormansi dan menginduksi penyerapan air.

Jamur ini mengandung protein hingga 9,72 %. Asam amino esensial 29,57 mg/g DW, asam amino non-esensial 96,69 mg/g DW. Di antara asam amino esensial tersebut, leusin adalah yang paling melimpah.

Selain itu, jamur ini juga mengandung asam lemak seperti asam linoleat (56,6 %), asam palmitat (13,9 %), dan asam oleat (12,0 %). Unsur lainnya yang terkandung dalam jamur ini adalah kalium, kalsium, magnesium, dan zat besi.

Taksonomi Jamur Fairy Inkcap

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top