Jamur Xylaria polymorpha dikenal juga Dead man’s fingers yang berarti jari orang mati. Penyebutan ini disematkan karena tampilannya berwarna hitam dan membengkak seperti jari mayat.
Masuk dalam golongan jamur saprobik yang hidup dengan menguraikan materi organik yang sudah mati. Penampilan jamur ini selalu berbeda di tiap tahap hidupnya, oleh karenanya ada pemberian nama polymorpha yang berarti “banyak bentuk”. Selain itu, jamur jenis ini berumur lebih panjang dari jenis jamur lainnya.
Berkerabat dengan jamur Dead moll’s fingers (Xylaria longipes). Sekilas memang terlihat serupa, tetapi jamur jenis ini berukuran lebih kecil dan tidak umum. Di samping itu, Dead moll’s fingers juga memiliki substrat yang sedikit berbeda pada tunggul pohon mati dan cabang pohon American sycamore.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Jamur Dead man’s fingers tingginya berkisar antara 3-14 cm. Ketika masih muda, berwarna abu-abu pucat dengan ujung berwarna keputihan. Warna pucat yang muncul merupakan lapisan spora aseksual yang mereka produksi saat awal tahap perkembangannya. Permukaan jamur ini kering, seringkali bersisik halus atau berjerawat, dan terkadang berkerut halus.
Tubuh buahnya berbentuk seperti jari berwarna abu-abu atau cokelat, namun akan menghitam seiring pertambahan usianya. Ketika dewasa, tebal tubuh buah umumnya 1 hingga 3 cm, namun pernah ditemukan yang berukuran 5,5 cm dengan bentuk tidak beraturan. Ketika dibelah, bagian dalam tubuh jamurnya berwarna putih dan bertekstur keras tepat di bawah lapisan luar bantalan spora hitam.
Memiliki spora yang berwarna cokelat tua saat masa pertumbuhanya, panjangnya sekitar 20–28 µm, dengan garis vertikal lurus atau sedikit miring. Ukuran spora juga menjadi salah satu cara untuk membedakan jamur Dead man’s fingers dari jamur genus Xylaria lainnya. Selain itu, terdapat stipe (tangkai) berukuran kecil yang menempelkan tubuh buah dengan substratnya.
Habitat dan Distribusi
Substratnya berupa kayu atau tunggul kayu yang sudah mati. Terkadang tampak tumbuh di atas tanah, namun sebenarnya melekat pada kayu yang terkubur dalam tanah. Biasanya tumbuh secara berkoloni tapi sering juga tumbuh sendiri.
Distribusinya tersebar luas di Amerika Utara dari Pegunungan Rocky ke arah timur, Inggris, Irlandia, dan daratan Eropa.
Potensi dan Manfaat Jamur Dead man’s fingers
Melansir dari berbagai sumber, jamur Dead man’s fingers memiliki potensi sebagai antimikroba dan antioksidan. Di samping itu, jamur ini juga berguna sebagai bahan alami dalam desain farmakologis.
Karena sifatnya saprobik, jamur ini punya spesialisasi mengonsumsi polisakarida dalam kayu yang sudah mati. Akibatnya, serat-serat kayu yang kaya nutrisi menjadi lunak dan mudah hewan invertebrata makan.
Selain itu, masyarakat India juga menggunakan jamur ini sebagai bahan obat herbal. Caranya jamur ini mereka keringkan, bubuhi dan campur dengan gula agar dapat mereka makan untuk meningkatkan laktasi setelah melahirkan.
Taksonomi Jamur Dead man’s fingers (Xylaria polymorpha)
Penulis: Anisa Putri S
Editor : Ari Rikin