Jamur Amanita rubescens dikenal juga dengan sebutan the blusher. Hal ini karena tubuh jamurnya yang memerah ketika memar, terluka, ataupun ketika dipotong. Di samping itu, A. rubescens dianggap sebagai ikan buntal di dunia jamur. Dapat kita makan, tetapi kesalahan mengolahnya dapat mematikan.
Spesies ini pertama kali Christiaan Hendrik Persoon deskripsikan dan beri nama pada tahun 1797. Berasal dari famili Amanitaceae yang terkenal beranggotakan jamur beracunnya, tetapi ada juga anggotanya yang dapat kita makan.
Di beberapa negara, jamur ini memiliki penyebutan yang berbeda yaitu Eurasian Blusher, Perlpilz (Jerman), Parelamaniet (Belanda), Muchomůrka Růžovka (Republik Ceko), Cuc atau Cuci atau Plopenchi atau Borșgombă (Rumania).
Yang perlu kita perhatikan, jamur blusher memiliki banyak variasi warna mulai dari sangat pucat hampir keputihan bergantung pada kondisi kelembapan dan usia berbuahnya. Polimorfisme warna ini dapat menyebabkan kebingungan dengan spesies jamur Amanita berbahaya lainnya.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Tudung jamur blusher berdiameter sekitar 5 hingga 20 cm ketika mengembang penuh. Umumnya berwarna merah muda kecokelatan, namun sangat bervariasi. Terdapat fragmen berwarna putih pudar atau abu-abu yang tersebar di tudungnya.
Di samping itu, tudung jamur blusher awalnya berbentuk seperti kubah, kemudian menjadi datar saat matang dan terkadang menjadi seperti corong. Ketika bagian daging buahnya rusak, ia akan berubah warna menjadi merah muda atau merah kusam.
Sementara lamelanya berwarna putih dan tersusun cukup rapat. Pada jamur blusher dewasa lamelanya seringkali ditandai dengan adanya bintik-bintik merah muda atau merah berkarat. Ketika tangan memegangnya, lamelanya akan sangat cepat jadi merona merah muda atau merah kusam.
Selain itu, batang jamur blusher berukuran panjang sekitar 7 cm hingga 15 cm dengan diameter 1 hingga 2 cm. Berwarna putih di bagian atas cincin batangnya, sedangkan di bagian bawahnya berwarna cokelat kemerahan. Seiring bertambahnya usia, batang jamur ini menjadi berlubang dan memiliki cincin batang yang menggantung tipis dan rapuh. Sementara bagian volvanya hanya nampak pada jamur yang masih muda.
Di samping itu, spora jamur blusher berbentuk bulat panjang atau bulat telur. Bertekstur halus, berukuran 8-9 x 5-5,5 µm dengan cetakan sporanya berwarna putih. Biasanya jamur ini muncul di bulan Juni hingga Oktober, terkadang juga muncul selama musim dingin hingga akhir Desember.
Habitat dan Distribusi Jamur Amanita rubescens
Jamur blusher merupakan mikoriza yang hidup di pohon kayu keras dan kayu lunak, serta banyak tumbuh di hutan konifer. Umumnya ditemukan tumbuh bergerombol dalam kelompok-kelompok kecil. Sementara distribusinya tersebar luas di seluruh Inggris dan Irlandia serta di daratan Eropa dan Amerika Utara. Di Afrika Selatan, Amanita rubescens dianggap sebagai spesies yang diintroduksi dan bukan spesies asli.
Kandungan dan Manfaat
Tak seperti kebanyakan jamur genus Amanita lainnya, jamur A. rubescens dapat kita makan jika diolah dengan baik dan benar. Namun, diketahui mengandung racun hemolitik yang memicu terjadinya hemolisis (kerusakan sel darah merah) jika dalam keadaan mentah.
Oleh karena itu dapat menyebabkan anemia jika kita makan secara mentah. Kebanyakan orang menghindari untuk tak mengonsumsi jamur ini sama sekali. Melansir berbagai sumber, jamur ini aman untuk kita makan jika dimasak dalam suhu 80°C agar racunnya hancur.
Taksonomi Jamur Amanita rubescens
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin