Ikan semah dikenal juga sebagai kancra, tambra, sapan, curong, jurung, mahseer hingga kelah. Populasinya tersebar ke banyak daerah, sehingga sangat populer di masyarakat. Selain tersebar luas, kemasyhuran nama semah disebabkan oleh rasa dagingnya yang nikmat.
Kata “semah” sebenarnya merujuk pada dua genus ikan, yakni Tor dan Neolissochilus. Keduanya merupakan jenis ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sehingga masih berkerabat dengan ikan mas.
Khusus untuk genus Tor, setidaknya ada 20 jenis ikan yang berhasil ahli identifikasi dari seluruh dunia. Empat di antaranya berada di Indonesia, yaitu T. tambroides, T. tambra, T. douronensis, dan T. soro.
Spesies T. tambroides adalah salah satu jenis ikan semah yang tersohor di tanah air. Mereka dikenal juga sebagai ikan garing karena memiliki kulit yang renyah dan daging yang manis apabila dimakan.
Morfologi dan Ciri-Ciri Ikan Semah
Ikan semah tergolong sebagai ikan berukuran sedang sampai besar. Ini dapat berkembang biak hingga seberat 30 kg dengan panjang 1 meter, sehingga tidak heran jika dijuluki sebagai “Kings of the Rivers.”
Di tahun 2003, seorang warga berhasil menangkap ikan tambra dengan bobot 20 kg di hulu Sungai Barito. Bahkan menurut penduduk lokal, di tahun 1990-an pernah tertangkap jenis ikan yang sama seberat 50 kg.
Saat ini, ikan-ikan yang dijual biasanya berukuran maksimal 30 cm. Ikan garing sendiri bisa berkembang biak antara 30–70 cm, profil badannya memanjang dengan struktur yang memipih dan tegak.
Ikan garing dapat diidentifikasi dari bibirnya yang menggembung, tebal, dan lebar. Dua pasang sungut terdapat di moncong dan di sudut mulut rahang atas; sungut keduanya lebih panjang daripada sungut pertama.
Tubuh bagian atas bercorak zaitun, sementara bagian bawah berwarna perak. Sirip-siripnya berwarna bening kekuningan atau agak jambon. Cukup jarang terlihat hijau zaitun, lebih sering berbintik-bintik gelap.
Habitat dan Distribusi Ikan Semah
Ikan semah hidup di sungai beraliran deras pada daerah pegunungan. Selain itu, ciri-ciri habitatnya bisa kita tandai dari warna air yang jernih, kandungan oksigen cukup tinggi, dan suhu airnya yang sejuk.
Jenis ikan ini tidak hidup di permukaan air terdalam. Mereka dapat kita jumpai di perairan yang dangkal dengan dasar bebatuan. Di habitatnya, ikan berodo Cypriniformes itu memakan segala hal atau omnivora.
Melansir berbagai sumber, semah pertama kali ditemukan di perairan Indo-Australia dan anak Benua India. Kini mereka telah terdistribusi ke banyak tempat, salah satunya adalah Indonesia dan Malaysia.
Di dua negara Asia Tenggara itu, ikan garing atau semah ditangkap dan diperdagangkan sebagai bahan konsumsi. Nilai ekonomi ikan tersebut sangat tinggi, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah per kilogramnya.
Pada tahun 90-an, harga semah di Serawak, Malaysia mencapai RM80 atau sekitar Rp 200.000 per kilogram. Sedang di tahun 2004, harganya meningkat menjadi RM300 atau berkisar Rp 750.ooo per kilogram.
Kandungan dan Manfaat Ikan Semah
Ikan semah umumnya diolah sebagai menu sup atau dipepes. Ikan ini tidak cocok untuk digoreng, sebab memiliki daging yang halus. Bagi warga Tiongkok, semah menjadi hidangan istimewa saat Imlek.
Tidak cuma lezat, tambra diketahui mengandung asam lemak omega-3 yang bagus untuk pertumbuhan tubuh. Zat ini juga dapat membantu menutrisi otak manusia, sehingga sangat baik dikonsumsi anak-anak.
Menurut penelitian, kandungan gizi ikan tersebut efektif membunuh lemak jahat dalam tubuh kita. Banyak orang mengonsumsinya sebagai menu diet karena rendah kalori dan dapat menjaga kesehatan jantung.
Omega-3 juga bermanfaat untuk mencegah risiko kanker. Karena itu, memakan ikan ini secara rutin ampuh menurunkan risiko kanker rahim, payudara, prostat, dan berbagai jenis kanker lainnya.
Penderita anemia biasanya akan sering merasakan pusing, lemas, dan tidah berstamina. Dengan kandungan zat besi dan vitamin B kompleks pada ikan tambra, maka dapat merangsang produksi sel darah merah.
Taksonomi Spesies Tor Tambroides
Penulis : Yuhan al Khairi