Selain tongkol dan ikan layang, lemuru atau Sardinella lemuru merupakan salah satu komoditas ikan yang cukup penting di perairan Selat Bali. Ikan lemuru yang terkenal di Indonesia pada awalnya adalah Sardinella longiceps. Namun, klasifikasi Organisasi Pangan dan Pertanian (2000) mengidentifikasikan jenis lemuru di sana sebagai Sardinella lemuru Bleeker, 1853.
Penamaan lokal dari ikan lemuru berdasarkan ukurannya adalah sempenit, protolan, lemuru, dan lemuru kucing (Merta, 1992). Di Selat Bali, distribusi ikan lemuru berada di sepanjang pantai barat Pulau Bali dan pantai timur Banyuwangi (Susilo, 2015).
Baca juga: Ikan Mas, Ikan Air Tawar yang Mudah Dibudidaya
Migrasinya sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografi dengan puncak migrasi pada Desember sampai Januari. Selain di perairan Selat Bali, spesies ikan ini juga dapat ditemukan di selatan Ternate, Selat Madura, Selat Sunda, dan Teluk Jakarta (Hosniyanto, 2003).
Dari karakteristiknya, ikan lemuru berbadan memanjang agak bulat dengan sisik lebih halus dibanding Clupeidae lainnya. Sementara tutup insang bagian bawahnya membentuk sudut dan kuping insangnya ibarat setengah lingkaran. Di belakang tutup insang ada noda kuning kehijauan diikuti garis kekuningan pada gurat sisi (lateral line). Punggung lemuru berwarna gelap dengan warna perut keperakan.
Ikan yang hidup secara bergerombol ini, tergolong jenis filter feeder dengan makanan utama berupa fitoplankton dan zooplankton (Carpenter and Niem, 1999). Ikan ini juga termasuk ikan pelagis kecil yang cenderung terdapat di permukaan laut ketika malam hari dan masuk ke dalam kolom perairan saat siang hari untuk mencari makanannya (Hosniyanto, 2003).
Baca juga: Burung Jalak Suren, Burung Pandai Bersuara Indah
Harga ikan lemuru yang cukup murah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan bergizi tinggi terutama dalam mengatasi masalah gizi ganda (Burhanuddin dan Praseno, 1982). Ikan ini juga mengandung asam lemak esensial khususnya Omega-3 (Suparno dan Dwiponggo, 1993).
Hasil tangkapan lemuru lebih banyak diolah menjadi ikan kaleng dan sebagian dibuat pindang (Wiadya, et al,, 2012). Kelebihan pengemasan ikan dalam kaleng yakni kepraktisannya untuk dimasak oleh konsumen, dapat disimpan lebih lama, dan mampu meminimalisir kontaminasi dari luar seperti bakteri.
Penulis: Sarah R. Megumi