Ikan cupang banyak dipelihara sebagai ikan aduan karena sifatnya yang agresif dan kebiasaannya berkelahi dengan sesama jenis (jantan dengan jantan). Ikan ini banyak dijual bebas di pasar atau di lingkungan sekolah.
Ikan cupang (Betta sp.) masih satu famili dengan ikan gurami, sepat dan ikan betik. Nenek moyang ikan cupang umumnya hidup di daerah rawa-rawa, persawahan dan daerah aliran sungai yang dangkal. Mereka hidup berkoloni di perairan yang terlindung dari sinar matahari langsung. Ciri khas ikan dari famili ini adalah mampu bernafas dengan mengambil oksigen langsung dari udara. Hal ini dikarenakan adanya alat pernapasan yang disebut labyrinth yang terletak di dalam rongga insang sebelah atas.
Secara morfologi ikan cupang memiliki postur tubuh yang ramping, panjangnya berukuran maksimum 7 sentimeter. Ikan cupang memiliki banyak bentuk seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang (slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni.
Penampakan warna pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan faktor geografi. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni sehingga menjadi daya tarik para penggemar atau penghobi untuk mengoleksinya. Warna-warna klasik seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Warna-warna baru juga bermunculan dari kuning, putih, jingga, hingga warna-warna metalik seperti tembaga, platinum, emas, dan kombinasinya.
Cara membedakan jenis ikan jantan dan betina pun cukup mudah. Cupang jantan dapat dibedakan dari warnanya yang cerah dan menarik, bentuk perut ramping, serta sirip ekor dan sirip anal panjang. Sementara cupang betina berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan sirip anal pendek.
Ikan cupang berkembang dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman, daun-daun atau substrat rapia. Ikan berekor indah ini memiliki perilaku yang unik saat bereproduksi. Ketika bertelur, betina akan mendekati sarang dan memiringkan badannya untuk dijepit oleh jantan dengan meliukkan tubuhnya seolah menari agar jantan bisa menyemprotkan spermanya ke telur-telur tersebut.
Dalam hidupnya ikan cupang jantan memiliki tanggung jawab menyimpan telur-telur yang akan dikeluarkan oleh pasangannya (cupang betina). Cupang jantan juga bertugas menjaga anak anaknya yang baru menetas karena dikhawatirkan cupang betina dapat memangsa anak-anaknya sendiri (Daelami, 2001).
Ikan cupang jantan memiliki nilai komersial tinggi karena sangat disukai oleh pecinta ikan hias dan menjadi salah satu komoditas ikan hias air tawar yang diminati, baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Keindahan bentuk sirip dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias cupang di pasaran.
Penulis: Sarah R. Megumi