Jakarta (Greeners) – Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam menjaga bumi dan isinya, termasuk hiu dan pari. Hingga saat ini, hiu dan pari masih banyak diburu sebagai tangkapan utama maupun tangkapan sampingan (bycatch) di beberapa lokasi di Indonesia seperti Laut Jawa Selat Karimata, Selat Makassar, serta dekat Samudera Hindia, Laut Tiongkok Selatan dan Samudera Pasifik.
Direktur Kawasan Konservasi dan Jenis Ikan (KKJI) KKP, Agus Dermawan mengatakan, kedua ikan bertulang rawan tersebut ditangkap dan dijadikan komoditi berkeuntungan besar. Hiu diburu untuk sirip, daging, kulit, minyak hati, dan tulang rawannya, sementara pari diambil insangnya untuk dimanfaatkan sebagai bahan tonik kesehatan di Tiongkok.
“Untuk menanggulangi permasalahan ini, perlu ditetapkannya sebuah kebijakan sebagai dasar implementasi Rencana Aksi Nasional (National Plan of Action/NPOA) untuk pengelolaan hiu dan pari di Indonesia secara berkelanjutan,” ujarnya saat dihubungi oleh Greeners melalui sambungan telepon, Jakarta, Jumat (12/06).
Senada dengan Agus, Direktur Program Coral Triangle WWF-Indonesia, Wawan Ridwan pun mengungkapkan kalau upaya pengelolaan hiu dan pari memang harus dijalankan secara berkelanjutan demi menjaga produktivitas laut dalam menyediakan sumber pangan dari sektor perikanan. Namun untuk menunjang aksi tersebut, dibutuhkan data lengkap mengenai populasi, biologi, dan ekologi kedua jenis ikan tersebut, yang mana hingga saat ini masih sangat minim dan tersebar diberbagai pihak.
“Kami (WWF-Indonesia) siap untuk bekerja sama dengan pemerintah dan para ahli dalam meningkatkan upaya pengelolaan hiu dan pari di Indonesia,” tambahnya.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan habitat bagi lima jenis hiu dan dua jenis pari manta yang tercantum dalam daftar Appendix II Konvensi Perdagangan Internasional Terhadap Satwa dan Tumbuhan yang Terancam Punah (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna/ CITES).
Jenis hiu dan pari manta tersebut adalah hiu paus (whale shark), hiu koboi (oceanic whitetip shark), tiga jenis hiu martil (scalloped hammerhead, smooth hammerhead dan great hammerhead sharks), oceanic manta, dan reef manta.
Penulis: Danny Kosasih