Pernahkah kamu mendengar tentang pohon akasia berduri? Di Indonesia, kamu dapat melihat akasia berduri atau Gum Arabica (Acacia nilotica) salah satunya di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Penanamannya di TN Baluran bertujuan untuk mencegah penyebaran api dari savana ke hutan jati.
Tanaman yang berasal dari famili Fabaceae ini memiliki beberapa nama sinonim, di antaranya A. arabica (Lam.) Willd.; A. vera Willd.; A. scorpioides W. Wight; Mimosa arabica Lam.; M. nilotica L.; M. scorpioides L.; Vachellia nilotica (L.) P.J.H. Hurter & Mabb.
Di samping itu, tanaman akasia berduri telah dimanfaatkan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional, oleh dokter Mesir dan dokter Arab lainnya. Pohon akasia berduri dikenal juga dengan nama Babool, Acacia arabica, Gum Arabica, dan lainnya.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Pohon akasia berduri dapat tumbuh hingga mencapai 9 meter, namun yang umum ditemukan berukuran tinggi kurang dari 4,5 m. Kulit kayunya pucat, retak dan mengelupas dengan getah tembus pandang yang terakumulasi dalam kambiumnya. Getah tersebut keluar melalui retakana atau luka di kulit kayu.
Selain itu, cabang-cabang yang lentur menanggung duri tajam berukuran panjang 7 mm, dengan duri tengah yang sedikit melengkung. Bagian bunganya berwarna kuning keemasan cerah yang biasanya muncul sebelum daun baru berwarna putih gading.
Sementara itu, bagian buahnya berbentuk polong pipih, berwarna cokelat, dengan lebar 20 hingga 25 mm dan panjang 4 hingga 12,5 mm. Dalam satu buah berisikan 1-6 biji berwarna cokelat kehijauan seperti cakram.
Habitat dan Distribusi Gum Arabica
Tanaman akasia biasanya tumbuh di daerah beriklim hangat dan sub-tropis, tetapi mereka juga tumbuh di lingkungan tropis dan di dekat sumber air. Distribusinya meliputi seluruh Afrika tropis, India, Irak, dan Hindia Barat. Namun, telah diintroduksi juga ke negara Asia salah satunya Indonesia.
Menghasilkan Getah yang Bermanfaat
Melansir berbagai sumber, getah akasia berduri mengandung garam kalsium, magnesium, dan kalium. Getah tersebut hampir tidak beraroma dan terasa hambar, larut dalam air namun tidak larut dalam alkohol, eter dan minyak.
Farmakope (buku obat) Inggris menyebutkan, getah akasia ini merupakan sumber obat-obatan yang bermanfaat. Dianggap sebagai zat yang bersifat demulen (meringankan), emolien (pelembab), antiseptik, dan tonik. Digunakan untuk mengobati batuk, sakit tenggorokan, bronkitis kronis, diare, disentri, keputihan, sistitis, uretritis, gonore, luka bakar, radang dan nodular kusta.
Selain itu, bagian daunnya jika ditumbuk hingga lembut juga dapat digunakan sebagai obat disentri dan diare. Sementara rebusan daunnya digunakan sebagai obat kumur, mencuci bisul dan luka.
Taksonomi Gum Arabica
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin