Perlu menunggu sekitar dua tahun sekali untuk melihat bunga ini mekar. Grammathophyllum Speciosum Blume atau yang dijuluki anggrek raksasa atau ‘Si Ratu Anggrek’ terakhir mekar pada tahun 2016 di Kebun Raya Bogor.
Julukan yang diterima anggrek ini amat beragam. Kadang ada yang menjulukinya “Anggrek Tebu” karena fisik batangnya yang mirip dengan tanaman tebu. Ada juga yang menjulukinya “Anggrek Macan” karena bunga yang dihasilkan bercorak layaknya totol pada bulu macan.
Di lansir di beberapa media berita nasional dan swasta, anggrek raksasa mempunyai ukuran yang sangat besar dibandingkan anggrek pada umumnya. Panjang batangnya saja dapat mencapai 3 meter yang menjuntai ke bawah, daunnya tersusun di sebelah kiri dan kanan batang dengan panjang 50-100 cm dan lebar 3-4 cm. Tangkai bunganya akan muncul dari pangkal batang sepanjang 2-3 meter dan menghasilkan 50-100 kuntum bunga yang cantik.
Tanaman anggrek merupakan famili yang memiliki jumlah keanekaragaman sangat besar, yaitu terdiri dari 700 genus dan 35.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Anggrek umumnya hidup secara epifit di batang-batang pohon di hutan tropis, namun ada pula yang hidup secara terestrial di atas permukaan tanah, saprofit atau lithofit (dipermukaan batu).
Untuk anggrek raksasa ini pertumbuhannya secara monopodial, dimana ujung-ujung batangnya memiliki pertumbuhan tidak terbatas dengan pertumbuhan yang satu arah ke atas, walaupun kadang kala muncul anakan pada bagian tubuhnya (dikutip dalam penelitian Heriyadi (2014), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga).
Anggrek raksasa memiliki beragam tipe. Kekhasan dari bunga anggrek ini adalah bertipe bunga bulat dengan warna kuning dan terdapat bintik-bintik corak berwarna cokelat, merah atau merah kehitam-hitaman.
Keunggulan bunga anggrek raksasa ialah semakin tua tanamannya maka bunganya pun bertambah banyak. Ketahanan anggrek ini dapat hidup hingga 2 bulan, dan membutuhkan sinar matahari langsung. Apabila anggrek ini disilangkan maka akan menghasilkan warna lain dari induknya. Terbayangkan bagaimana cantiknya bunga anggrek ini?
Ancaman lingkungan terutama pengalihan fungsi habitat makhluk hidup di alam, menjadikan anggrek cantik ini tidak luput dari ancaman kelangkaan. Pembukaan lahan baik perumahan, perindustrian dan pertanian berdampak terhadap kelangkaan anggrek raksasa, ditambah lagi pertumbuhannya yang sangat lamban menjadi salah satu faktor penunjang kelangkaan. Karena kelangkaan tersebut maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1999, anggrek termasuk ke dalam tanaman yang dilindungi.
Adanya bunga anggrek raksasa yang telah lama di tanam di Kebun Raya Bogor menjadi sebuah nilai keunggulan tersendiri, dan sudah sepatutnya pula kita mengapresiasi upaya perlindungan anggrek langka yang menjadi bunga kebanggaan Indonesia.
Oleh karena itu, mari kita mengenal dan bangga akan keanekaragaman jenis-jenis anggrek yang ada di Indonesia. Anggrek sudah sejak lama menjadi primadona bunga khas negara ini, jangan biarkan identitasnya punah di makan oleh waktu dan ketidaktahuan kita akan keberadaan mereka.
Penulis: Sarah R. Megumi