Syzygium polyanthum (Wight) Walp. atau yang dikenal dengan nama daun salam merupakan salah satu spesies dari famili Myrtaceae. Tanaman ini digunakan sebagai obat terutama di daerah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman obat, daun salam juga sering dijadikan bahan untuk bumbu masak.
Beberapa nama lokal salam, yaitu ubai serai (Melayu), manting (Jawa), dan gowok (Sunda). Salam biasa dipakai untuk menambah aroma, memberi warna, maupun meningkatkan cita rasa makanan. Beberapa masakan lokal Indonesia yang memakai daun salam antara lain nasi uduk, nasi kuning, sayur asam, dan rendang. Setiap makanan yang ditambahkan daun salam memiliki aroma yang khas.
Baca juga: Rimpang Pacing Bermanfaat untuk Segala Pengobatan
Tanaman yang mudah ditemukan di pekarangan rumah ini, tumbuh di ketinggian 5 meter sampai 1.000 meter di atas permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meter. Tumbuhan perdu ini termasuk ke dalam tumbuhan menahun atau keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun (Sumono dan Wulan, 2009; Fahrurozy, 2012).
Biasanya, pohon salam tumbuh liar di hutan dengan tinggi berkisar antara 18 meter hingga 27 meter. Arah tumbuhnya batang tegak lurus dengan bentuk batang bulat dan permukaan yang beralur. Sementara, pada batangnya yang berkayu biasanya keras dan kuat. Salam memiliki bunga majemuk bersusun malai dan keluar dari ujung ranting, berwarna putih, dan berbau harum (Dalimartha, 2000). Bunganya memiliki banyak benang sari dan kadang berkelopak berhadapan dengan daun-daun mahkota.
Daun salam memiliki bentuk daun yang lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang berpangkal lancip. Sedangkan ujungnya runcing sampai tumpul dengan panjang 50 mm sampai 150 mm. Lebarnya antara 35 mm sampai 65 mm, dan terdapat 6 sampai 10 urat daun lateral. Panjang tangkai daunnya sekitar 5 mm sampai 12 mm (Dit Jen POM, 1980).
Baca juga: Kubis, Lalapan dengan Multivitamin
Daun salam merupakan daun tunggal yang letaknya berhadapan. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau muda. Jika diremas berbau harum (Dalimartha, 2000). Buahnya termasuk buah buni dengan diameter 8-9 mm. Buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah masak menjadi merah gelap serta terasa agak sepat (Dalimartha, 2000).
Daun salam dapat digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit maag, dan diare. Kulit pohon salam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu dan buahnya dapat dimakan. Sebagai bahan obat tradisional, daun salam digunakan sebagai pereda diabetes melitus, penyakit wasir, diare, hipertensi, dan kolesterol (Suharti et al, 2008).
Penulis: Sarah R. Megumi