Selain kembang sepatu, Calceolaria uniflora juga memiliki julukan yang diadaptasi dari alas kaki manusia. Sendal Darwin atau biasa disebut Darwin’s slipper adalah tanaman yang unik. Selain tampak seperti sandal, ukuran flora tersebut tak lebih dari 10 cm saja.
Sebelum menjadi C. uniflora, sendal Darwin memiliki sejumlah nama binomial di antaranya C. darwinii, C. minima, C. monanthos, C. nana, Fagelia darwinii, F. nana, hingga F. uniflora.
Seperti namanya, tumbuhan kecil berwarna oranye itu ditemukan oleh Charles Darwin. Ia tergolong sebagai spesies slipperworts yang berasal dari Tierra del Fuego, Amerika Selatan.
Darwin’s slipper sendiri tergabung dalam famili Calceolariaceae berordo Lamiales. Mereka berkerabat dengan spesies C. herbeohybrida, tanaman hibrida hias yang populer di Amerika.
Mengenal Genus Calceolaria atau Slipperworts
Calceolaria adalah kelompok tumbuhan yang cukup besar. Genus ini setidaknya mempunyai 388 anggota spesies yang berasal dari golongan semak, bunga liana, hingga tanaman herba.
Karena bentuknya mirip, tanaman bergenus Calceolaria sering publik sama ratakan dengan Cypripedium. Padahal, secara taksonomi kedua genus tersebut memiliki DNA yang berbeda.
Distribusi Calceolaria sendiri terpusat di sekitar pegunungan Andes. Meski begitu, berbagai spesiesnya juga bisa kita temukan mulai dari Patagonia sampai ke Meksiko bagian tengah.
Sebagian besar spesies Calceolaria, termasuk Darwin’s slipper, ialah tanaman musim dingin. Pertumbuhannya tidak efektif di daerah panas sehingga sulit jika kita biakkan di Indonesia.
Sayangnya, data dan penelitian yang minim mempersulit proses identifikasi flora tersebut. Status konservasi mereka belum dapat publik ketahui, walaupun pakar sinyalir cukup stabil.
Morfologi dan Ciri-Ciri Spesies Darwin’s Slipper
Darwin’s slipper berkerabat jauh dengan spesies Foxglove dan Gesneriads. Mereka adalah jenis tanaman hijau abadi (evergreen) yang menghasilkan roset daun kecil berbentuk lidah.
Bunga sendal Darwin tumbuh secara berkelompok di atas batu besar. Mereka membentuk formasi unik, sehingga tampak seperti penguin kecil berwarna oranye yang sedang berbaris.
Rata-rata pertumbuhan bunga tersebut hanya berkisar 5 cm. Terdapat daun-daun berwarna hijau yang berjalar di permukaan batu, dengan karakteristik agak berbulu dan cukup tebal.
Darwin’s slipper juga memiliki batang berwarna hijau pekat. Bagian inilah yang menopang pertumbuhan bunga, dengan ukuran rata-rata mencapai 10-13 cm (atau berkisar 4-5 inci).
Ada pita putih di dalam “mulut” bunga, serta tanda merah pada bagian atas dan bawahnya. Pita putih itu menjadi makanan burung, yang juga membantu proses penyerbukan bunga.
Habitat dan Karakteristik Bunga Darwin’s Slipper
Habitat Darwin’s slipper berada di wilayah paling ujung selatan Amerika Selatan. Wilayah ini bahkan sangat dekat dengan Antartika, sehingga memiliki iklim yang sejuk sepanjang tahun.
Melansir berbagai sumber, batas toleransi suhu C. uniflora berkisar -1 sampai 23 Celsius. Ia mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sehingga media tanamnya harus tetap basah.
Jika ingin dibudidayakan, sendal Darwin pada dasarnya dapat kita tanam di dalam pot kecil. Namun perhatikan tanah yang Anda pakai, pilihlah jenis tanah yang kaya akan unsur hara.
Selain itu, media tempat menanam tumbuhan ini juga harus kita keringkan. Isi pot bunga dengan campuran tanah dan pasir, perbandingannya 1:1 atau masing-masing setengah.
Agar pertumbuhan bunga sempurna, letakkan media tanam di wilayah yang cukup terbuka. Mereka membutuhkan sinar matahari, walaupun dengan intensitas yang tidak terlalu besar.
Taksonomi Spesies Bunga Darwin’s Slipper
Penulis : Yuhan al Khairi