Banyak yang tidak menduga bahwa sumber polusi di ruangan justru datang dari dalam gedung itu sendiri. Sistem ventilasi yang kurang baik menyebabkan ruangan menjadi lembab dan dapat memacu bakteri dan zat kimia beracun yang ada di dalam gedung untuk aktif bereaksi. Keadaan seperti itu berdampak kepada penghuni gedung sendiri dan bisa terkena penyakit pernafasan. Penggunaan instalasi Air Conditioner (AC) sebagai sirkulator udara bukanlah solusi terbaik dalam menanggulangi polusi dalam ruangan tersebut.
Oleh Feri | Artikel ini diterbitkan pada edisi 03 Vol. 2 Tahun 2007
Air Conditioner (AC) adalah sebuah alat yang dapat berfungsi mengontrol temperatur udara, baik itu dalam keadaan suhu panas ataupun suhu dingin. AC dapat membuat kita merasa nyaman dengan menjaga suhu ideal dalam ruangan. Dengan sirkulasi pendinginan, kering dan udara bersih melalui ruangan, sebuah AC membantu menyimpan udara dingin sesuai dengan pengaturan suhu oleh pemakai sehingga tetap nyaman dalam sebuah ruangan.
Pendingin udara diklasifikasikan menjadi pendingin udara lokal dan sentral pendingin udara lokal, yaitu pendingin udara seperti yang umum digunakan di rumah-rumah. Adapun pendingin udara sentral adalah pendingin udara yang dikendalikan dari satu tempat tersendiri oleh operator khusus. Biasanya hotel-hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran menggunakan sistem AC sentral.
Beberapa merk AC terkenal telah memperkenalkan teknologi Plasma sejak tahun 1999 dan mengalami berbagai peningkatan teknologi sejak saat itu. Varian AC yang menggunakan teknologi Plasma ini mengutamakan aspek kesehatan melalui teknologi filterisasinya.
Head of AC Product Marketing LGEIN Ariawan Ferianto mengungkapkan bahwa secara teknologi, varian Air Conditioner terbaru ini memiliki kelebihan dengan adanya Ion Generator yang melepaskan jutaan ion H+ dan O2- secara kontinu ke udara. Kemudian ion-ion ini bereaksi dengan udara bebas dan membentuk ion OH-, ion ini lalu akan mengejar dan menyelimuti bakteri dan kuman yang bermuatan positif serta menetralkannya dengan mengubahnya menjadi bentuk H20 yang ramah terhadap tubuh manusia.
Ariawan menambahkan, “Manfaat ion OH- ini adalah menyingkirkan polutan-polutan berbahaya seperti membunuh dan mendeaktifkan bakteri dan kuman merugikan dengan cara melepaskan fungsi Anti-Bakteri ke udara.”
Dari kenyamanan yang diberikan AC, hendaknya Anda tidak lupa merawatnya. Berikut ini adalah dampak jika Anda kurang memerhatikan kebersihan AC di rumah maupun di kantor. AC yang tidak terawat dengan baik bisa menjadi sarang dari sumber penyakit berbahaya. Berdasarkan riset yang dilakukan institut nasional kesehatan dan keselamatan kerja (NIOSH) Amerika Serikat, mayoritas (52%) penyakit pernapasan, bersumber dari gangguan ventilasi dan AC yang buruk. Sisanya, 17%, disebabkan pencemaran zat kimia di dalam gedung. Lalu, peristiwa yang mencengangkan dikutip surat kabar harian umum Pikiran Rakyat. Mengisahkan sekitar tahun 1976 dalam sebuah pertemuan, ratusan tentara Amerika menginap di hotel di Philadelphia. 182 orang mengeluh pegal-pegal, flu, pusing, kejang otot, kembung, dan kelelahan hampir bersamaan. Sebagian, 29 orang, meninggal setelah diselidiki, ternyata pemicu wabah itu adalah mesin AC dan karpet hotel yang disesaki koloni Legionella.
Bakteri Legionella dikenal sebagai bakteri yang menyebabkan penyakit Legionnaire. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut ini merupakan 1-8% dari semua kasus pneumonia dan sekitar 4% dari pneumonia berat yang didapat di rumah sakit. Penyakit ini cenderung terjadi pada akhir musim panas dan awal musim gugur.
Seperti diuraikan salah satu lembaga di bidang kesehatan NSW Muticultural Healt Communication Service bahwa penyakit Legionaire adalah suatu peradangan paru-paru (pneumonia) yang disebabkan oleh bakteri dari rumpun Legionella.
Lebih lanjut situs www.medicastore.com menjelaskan Legionella Pneumophila biasanya ditemukan di dalam sistem pengaliran air dan bisa bertahan di dalam sistem penyejuk udara yang hangat dan lembab di gedung-gedung perkantoran, termasuk rumah sakit. Karena itu jika organisme ini menyebar melalui sistem penyejuk udara di hotel atau rumah sakit, maka bisa terjadi wabah yang luas.
Umumnya AC memang sering disebut sebagai habitat Legionella Pneumophilia. Namun, seorang penulis artikel untuk Human Medicine Network Yus Ariyanto berkilah, “Sebetulnya, dugaan itu tak sepenuhnya benar”. Ia menjelaskan bahwa Legionella adalah bakteri yang biasa ditemui di alam. Air dan tanah merupakan tempat Legionella hidup dan berkembang secara alami. Jika masih menempati habitat aslinya, bakteri tersebut tak membahayakan kesehatan kita. Bakteri ini akan mati bila terkena sinar matahari.
Yus melanjutkan, “Mereka baru berbahaya bila berganti habitat alias masuk ke dalam rumah dan menghuni peralatan yang ‘mengandung’ air. Misalnya, AC, tangki pemanas air, atau shower di kamar mandi”. Bakteri itu betah berada di lingkungan air yang bersuhu 20o C – 45o C. Lalu bagaimana Legionella Pneumophilia menyerang kesehatan manusia? Penulis yang satu ini mengungkapkan bahwa Legionella Pneumophilia masuk ke dalam paru-paru. “Jalan masuknya ada dua. Pertama, via pernafasan. Kedua, melalui konsumsi air yang terkontaminasi Legionella Pneumophilia”, tandasnya.
Hal senada disampaikan NSW, bahwa manusia bisa terkena penyakit ini setelah orang menghirup kabut larutan yang berasal dari sumber air dan dicemari bakteri Legionella. Umpamanya menara pendinginan AC, spa air pusar, air pancur atau kadang-kadang dari tanah, sehingga orang bisa terkena di rumah, tempat kerja maupun tempat umum.
Bila Legionella telah menjangkiti kita, selanjutnya akan berlangsung masa inkubasi selama dua sampai sepuluh hari dalam tubuh. Saat itu, bakal terlihat gejala-gejala yang sepintas mirip gejala flu. Mulai dari timbulnya gejala, keadaan akan semakin memburuk pada 4-6 hari pertama, dan 4-5 hari kemudian mulai membaik. Kebanyakan infeksi menyerang manusia di usia pertengahan atau usia lanjut, meskipun juga bisa menyerang anak-anak. Pada anak-anak, penyakit ini biasanya tidak terlalu berat.