Tentu pembaca familiar dengan hewan laut yang suka menyemburkan tinta. Ya, apalagi kalau bukan cumi-cumi. Hewan laut ini menjadi salah satu sumber daya laut yang diminati masyarakat. Cumi-cumi merupakan moluska laut yang paling luas persebarannya di dunia (Okutani, 2005).
Di dunia perdagangan, cumi-cumi mengisi pasar internasional sebagai salah satu hasil perikanan selain ikan dan udang (Hasmawati, 2015). Hewan ini banyak digemari karena mengandung nilai gizi tinggi. Hampir seluruh bagian tubuhnya dapat dimakan.
Cumi-cumi merupakan kelompok hewan yang memiliki kaki di kepala (cephalopoda). Mereka juga termasuk ke dalam golongan hewan tidak bertulang belakang (invertebrate). Nama Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti kaki kepala. Sebab kaki cumi-cumi terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua Cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan oleh kepala yang berbeda (Sarwojo, 2005).
Baca juga: Keragaman Corak dan Warna pada Lintah Laut
Daerah penyebarannya meliputi Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Laut Arafura, Laut Timor dan perairan Australia, perairan Pasifik barat, Filipina, dan Indonesia. Mereka hidup bergerombol dan terpusat pada perairan pantai yang memiliki ekosistem lamun dan karang (Hamzah, 1997). Cumi-cumi termasuk hewan karnivora karena memiliki kebiasaan memakan udang dan ikan pelagis yang ditangkap dengan tentakelnya (Tasywiruddin, 1999).
Cumi-cumi tergolong hewan neuritik yang menyebar dari lapisan permukaan sampai kedalaman tertentu. Beberapa spesies hidup sampai di perairan payau. Mereka bergerak secara diurnal, yakni berkelompok pada siang hari di dekat dasar perairan dan menyebar pada kolom perairan di malam hari. Cumi-cumi tertarik pada cahaya (fototaksis positif) sehingga sering ditangkap dengan menggunakan bantuan cahaya (Roper et.al., 1984).
Secara morfologi, cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-siripnya berstruktur trianguler atau seperti radar yang ujungnya menyatu. Sementara, di kepalanya yakni di sekitar lubang mulut terdapat sepuluh tentakel yang dilengkapi alat penghisap (sucker). Tubuhnya terdiri dari rongga tubuh berisi (visceral mass) dan mantel. Lapisan tersebut berbentuk silinder dengan dinding dalam tipis dan halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal, berotot, dan menutupi isi rongga tubuh serta mempunyai tepi yang disebut leher (Pelu, 1989).
Karakteristik lain yang dimiliki cumi-cumi adalah adanya kantong tinta yang terletak di atas usus besar. Kantung tinta merupakan kantung selaput yang dimiliki cumi-cumi bertinta. Tinta ini akan disemprotkan bila merasa terganggu akan kedatangan atau bertemu pemangsa (predator). Jika kantung ini dibuka, akan mengeluarkan tinta berwarna coklat atau hitam yang diakibatkan oleh pigmen melanin (Buchsbaum et.al., 1987).
Penulis: Sarah R. Megumi