Cecak terbang atau Ptychozoon kuhli dikenal dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai Kuhl’s flying gecko. Sedangkan dalam Bahasa Jerman hewan ini disebut dengan Kuhls faltengecko. Persebarannya di Indonesia dapat ditemukan di wilayah Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Pulau Enggano. Di luar negeri cecak terbang dapat ditemukan di Sarawak, Sabah, Brunei Darusalam, Malaysia Barat, Thailand, Myanmar, India, Pulau Nicobar, hingga Singapura (Das 2007 dan J. Craigh Venter Instistute, 2009).
Secara morfologi, kadal ini memiliki corak lurik bergelombang transversal dari kepala, leher, hingga punggung. Cecak terbang memiliki panjang badan hingga ekor (Snout Vent Length) sekitar 98 milimeter. Ciri lain dari spesies ini yakni garis berwarna cokelat kehitaman yang terletak di sisi mata kanan maupun kiri. Marka ini memanjang seperti corak lurik pada punggung bagian pertama. Bagian bawah tubuhnya tidak memiliki corak dan berwarna kuning (Das 2007).
Baca juga: Bandikut, Mamalia Endemis dari Papua
Draco atau cecak terbang mempunyai bentuk kepala yang pipih dan berbentuk bulat telur. Moncongnya lebih panjang daripada jarak antara mata dan lubang telinga. Hewan melata ini berekor panjang, pipih, dan kaki yang berselaput. Keunggulan tubuhnya ini membuat spesies dapat meluncur pada jarak pendek.
Hewan pemakan serangga ini memiliki kemampuan kamuflase yang luar biasa. Kelepak kulit di sepanjang sisinya membantu mereka menyatu dengan warna kulit pohon. Cecak terbang layaknya sebagian spesies tokek lain, menggunakan bantalan jari kaki dan rambut yang berukuran mikroskopis untuk dapat melekat pada hampir semua permukaan termasuk kaca.
Dalam anggota Famili Gekkonidae, kelompok hewan melata lebih dikenal sebagai cecak dan tokek. Famili tersebut terdiri dari 83 genus dan 670 spesies di seluruh dunia (Grizemk’s, 1975). Sebagian besar anggotanya adalah insektivor atau hewan pemakan serangga (Mattison, 1992; Eprilurahman dan Rohmah, 2008).
Baca juga: Kecoak, Serangga Indikator Kebersihan Rumah
Di Indonesia terdapat 13 genus dan 50 spesies (Schmidt, 1997). Sedangkan dalam data statistik kehutanan terdapat 6 genus dan 13 spesies yang terdaftar sebagai reptil yang diperdagangkan ke luar negeri (Departemen Kehutanan, 2009). Seperti kadal pada umumnya, anggota Famili Gekkonidae memiliki dua pasang tungkai, gendang telinga, dan tulang dada. Jenis tersebut dapat dijumpai di berbagai habitat yang berbeda dari hutan hingga ke permukiman.
Penulis: Sarah R. Megumi