Catnip tidak digunakan sebagai hiasan rumah. Flora ini berguna untuk kebutuhan obat dan “mainan” bagi hewan peliharaan. Kucing adalah salah satu hewan yang menyukai tumbuhan tersebut. Ia disinyalir dapat menimbulkan efek rileksasi pada satwa berbulu itu.
Nepeta cataria adalah nama latin tanaman catnip. Flora ini berasal dari genus Nepeta dan famili Lamiaceae, sehingga masih berkerabat dengan tanaman pepermin, bunga lavender, daun kemangi, hingga selasih.
Secara fisik, spesies N. cataria cukup mirip dengan kerabat sesukunya. Habitus tanaman ini didominasi oleh dedaunan hijau. Ia menghasilkan bunga berukuran kecil, tetapi dengan warna yang tidak mencolok.
Selain catnip, tumbuhan berordo Lamiales ini dikenal sebagai catswort atau catmint. Mereka memang kerap diasosiasikan dengan kelompok kucing, sehingga namanya sendiri merujuk pada hewan tersebut.
Karakteristik dan Ciri-Ciri Catnip
Catnip adalah sejenis tanaman terna yang tumbuh setinggi 50–100 cm. Flora satu ini mekar pada akhir musim semi hingga musim gugur, serta menghasilkan daun berbentuk oval dengan tepian bergerigi.
Warna daun catmint hijau pekat saat muda, tetapi berubah jadi cokelat saat dewasa. Permukaan daun itu terasa kasar jika disentuh. Bunganya berukuran kecil dengan corak putih, ungu, hingga merah muda.
Penampilan spesies N. cataria memang tidak terlihat begitu memukau. Warna bunganya sendiri bahkan cenderung pucat, serta lekas berubah menjadi kecokelatan karena usia pertumbuhannya yang pendek.
Meski begitu, tumbuhan catmint dikenal cukup tangguh menghadapi berbagai cuaca. Peta persebarannya pun sangat luas, meliputi wilayah selatan dan timur Eropa, Timur Tengah, hingga bagian tengah Asia.
Wilayah utara Eropa, Selandia Baru, dan Amerika Utara juga tergolong cocok untuk pertumbuhan catmint. Flora ini bahkan telah terdistribusi sampai ke negeri China, serta wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia.
Senyawa dan Kandungan Catnip
Sejak dulu, catnip dikenal sebagai sahabat kucing. Tanaman ini sangat digemari hewan berbulu itu. Sehingga apabila menghirup aromanya, kucing akan mendekat dan tidak mau lepas dari tanaman tersebut.
Lantas, mengapa kucing sangat menyukai spesies catmint? Senyawa apa yang terkandung di dalam tanaman ini? Melansir berbagai sumber, spesies N. cataria diketahui mengandung senyawa nepetalakton.
Senyawa itu tersedia pada daun, batang dan bijinya, lalu bisa menguap dan menimbulkan aroma yang digemari oleh kucing. Aroma tersebut memberi efek bahagia hingga menenangkan pada hewan peliharaan.
Namun tidak cuma kucing rumah, kucing besar seperti harimau, singa, dan panther juga menerima reaksi yang sama. Efek bahagia tersebut berlangsung sekitar 10 menit sebelum akhirnya menghilang.
Jika sudah menghilang, efek catmint baru bisa dirasakan kucing setelah 2 jam kemudian. Semakin sering kucing mengendus dan terkena efek catmint, semakin kebal pula kucing itu terhadap reaksinya.
Manfaat Catnip bagi Kesehatan
Tak cuma berkhasiat bagi kucing, catnip juga berguna untuk kesehatan manusia. Tanaman ini sejak lama dibudidayakan untuk keperluan obat, mulai dari mengatasi stres hingga sakit kepala. Berikut uraiannya.
- Mengatasi stres; daun catmint kerap dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat teh. Minuman teh yang dicampur dengan flora ini diyakini dapat membuat pikiran menjadi lebih rileks dan mengusir stres.
- Mengatasi insomnia; segelas teh catmint juga dipercaya dapat membantu memperlambat siklus tubuh terinduksi agar lebih tenang dan rileks. Sehingga mampu mengatasi permasalahan susah tidur atau insomnia.
- Menyembuhkan luka; minyak esensial atau krim catnip berguna untuk mempercepat penyembuhan bekas luka. Kandungannya juga dapat meredakan iritasi kulit dan menyembuhkan bekas gigitan serangga.
- Meredakan sakit kepala; mengoleskan minyak essensial catmint pada bagian kepala atau pelipis dipercaya dapat meredakan rasa sakit kepala dalam waktu singkat.
Saat ini, spesies N. cataria dijual dalam bentuk segar maupun kering. Minyak esensial atau semprotan catmint berguna bagi manusia, tetapi efeknya tidak terlalu berpengaruh untuk kelompok kucing.
Taksonomi Nepeta Cataria
Penulis : Yuhan al Khairi