Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis) adalah salah satu spesies burung yang berperan dalam proses penyerbukan tanaman. Ia jamak ahli temukan di perkebunan pinggir hutan, meski tak jarang juga awam jumpai di pemukiman warga atau pekarangan rumah.
Berdasarkan klasifikasinya, burung sriganti tergolong sebagai unggas berordo Passeriformes. Ia datang dari keluarga Nectariniidae, serta memiliki genus Nectarinia dan kelas burung Aves.
Seperti yang kita tahu, hewan berordo Passeriformes merupakan kelompok burung pengicau. Mereka terkenal pandai ‘bernyanyi,’ sehingga sering publik perdagangkan sebagai peliharaan.
Burung madu sriganti pun tak pernah absen dari kontes Kicaumania. Suaranya masyarakat anggap sangat unik, bahkan lebih merdu daripada burung pengicau lain seperti Kenari dan Cucok Ijo.
Morfologi dan Ciri-Ciri Burung Madu Sriganti
Jika kita bandingkan dengan spesies burung madu lainnya, ukuran tubuh sriganti tergolong cukup kecil. Panjang badannya hanya sekitar 10 – 11,4 cm dengan bobot antara 6,7 – 11,9 g.
Sang betina malah lebih ringan lagi, bobotnya hanya berkisar 6 – 10 g. Ia mempunyai paruh yang lancip dan panjang, serta tergolong burung berdarah panas dan berbiak dengan cara bertelur.
Perbedaan burung madu sriganti jantan dan betina juga bisa kita identifikasi melalui warna bulunya. Bagian bawah tubuh jantan biasanya bercorak kuning, dengan dagu dan dada hitam-ungu metalik.
Sedangkan betina memiliki warna tubuh bagian bawah kuning pucat. Ia tidak mempunyai corak hitam di bagian dagu dan dadanya, namun terdapat corak kuning di alis dan cokelat tua di irisnya.
Baik jantan maupun betina, keduanya memiliki bulu punggung berwarna hijau zaitun. Paruh mereka berwarna hitam, panjang, runcing namun agak menungkik, dengan bagian kaki berwarna hitam
Melansir berbagai sumber, burung madu sriganti betina cenderung lebih ‘cerewet’ dibandingkan sang jantan. Kicauannya terdengar jelas saat mereka berkejaran dari satu dahan ke dahan lainnya.
Habitat dan Persebaran Burung Madu Sriganti
Di alam liar, spesies N. jugularis dapat kita jumpai di kawasan dataran rendah sampai ketinggian 1.700 mdpl. Habitatnya di sekitar area semak belukar, mangrove, hutan hujan, serta tepian hutan.
Menurut penelitian, Olive-backed Sunbird atau Yellow-bellied Sunbird (sriganti dalam bahasa asing) terbang ke daerah perkebunan warga untuk mencari makanan, yakni madu atau buah-buahan.
Kendati demikian, mereka juga pakar ketahui dapat mengonsumsi jenis serangga kecil seperti keluarga Locustidae (belalang), ngengat, hingga laba-laba kecil.
Perlu Anda ketahui, setidaknya ada 22 subspesies burung madu sriganti yang menyebar ke seluruh dunia. Namun, populasi terbesarnya ahli ketahui berada di kepulauan Andaman dan Nikobar.
Kawasan Nusa Tenggara Sumatera, New Guinea, dan Sulawesi juga tergolong sebagai habitat dari burung sriganti. Meski begitu, ia juga banyak ahli jumpai di Laos, Cina, Filipina, hingga Malaysia.
Status Konservasi Burung Madu Sriganti
Seperti yang kita ketahui, burung madu memang berperan penting bagi pelestarian alam. Karena itu, kelompoknya kini pemerintah golongkan sebagai satwa dilindungi serta haram diperjualbelikan.
Namun tidak semua spesies burung madu masuk dalam status konservasi ini. Merujuk Permen LHK No.p.92/menlhk/setjen/kum.1/8/2018, hanya ada lima jenis yang statusnya dilindungi oleh negara.
Kelima jenis tersebut ialah Burung Madu Jawa (A. mystacalis), Sepah-raja (A. siparaja), Sangihe (A. duyvenbodei), Leher-Merah (A. rhodolaemus), dan Burung Madu Sumba (C. buettikoferi).
Sementara burung madu sriganti tidak termasuk satwa yang pemerintah lindungi, sehingga masih bebas untuk masyarakat jual belikan. Namun praktik semacam ini sejatinya harus segera dihentikan.
Sebab jika terus kita eksploitasi secara berlebih, bukan tidak mungkin populasi mereka akan terus berkurang. Melansir IUCN Red List, burung sriganti tergolong berisiko rendah atau Least Concern.
Taksonomi Spesies Nectarinia Jugularis
Penulis: Yuhan Al Khairi