Populasi burung bondol peking tersebar di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Hewan ini tidak tergolong sebagai burung pengicau, malahan eksistensinya kerap dianggap hama karena dapat mengurangi hasil panen petani.
Bondol peking atau pipit peking memiliki nama ilmiah Lonchura punctulata. Kata punctulata sendiri dapat diartikan “berbintik-bintik,” yang merujuk pada warna dada burung tersebut.
Berkat coraknya itu pula, secara internasional bondol peking dijuluki sebagai Scaly-breasted Munia. Ia bahkan memiliki beberapa nama daerah, seperti emprit peking dan manuk peking.
Burung bondol peking tergolong dalam ordo Passeriformes dan famili Estrildidae. Spesiesnya dapat kita cirikan dari ukuran tubuh yang kecil, serta sangat gemar mengonsumsi biji-bijian.
Morfologi dan Ciri-Ciri Burung Bondol Peking
Tubuh bondol peking berkembang antara 11-12 cm. Mereka mempunyai bentuk paruh yang terspesialiasi untuk memecah biji, serta bulu-bulu cokelat yang menutupi bagian punggung.
Corak burung dewasa dapat kita tandai dari warna cokelat di bagian leher hingga ke sisi atas tubuh. Terdapat “coretan” samar berwarna muda dengan tangkai bulu berwarna keputihan.
Tenggorokan satwa ini juga berwarna cokelat dengan gradasi warna kemerahan. Sisi bawah tubuh putih, tapi terdapat corak serupa sisik berwarna cokelat pada dada dan sisi tubuhnya.
Burung bondol peking muda justru memiliki dada dan perut berwarna kuning tua. Beberapa individu juga mempunyai warna kecokelatan, tapi tidak tersedia sisik dan corak kehitaman.
Tidak ada perbedaan morfologi antara spesies jantan dan betina. Keduanya mempunyai iris mata cokelat gelap, paruh abu-abu kebiruan, kaki hitam keabu-abuan, serta bokong putih.
Habitat dan Distribusi Burung Bondol Peking
Burung bondol peking dapat kita temukan di wilayah desa dan perkotaan. Karena memakan biji-bijian, hewan ini senang mendatangi area persawahan, padang rumput, hingga kebun.
Dalam membuat sarang, pipit peking biasanya memilih pohon-pohon palma seperti pinang. Sarangnya ini terbuat dari ranting-ranting kecil, yang terletak di antara dedaunan dan kayu.
L. punctulata sendiri beraktivitas di dataran rendah sampai 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, mereka sejatinya dapat terbang sampai ketinggian 2.200-2.300 mdpl.
Tak banyak yang tahu jika burung bondol peking memiliki setidaknya 12 subspesies. Mereka terdistribusi ke sejumlah daerah di Asia Selatan dan Asia Tenggara, berikut rinciannya:
- L. p. punctulata tersebar dari Nepal hingga Sikkim, India dan Sri Lanka
- L. p. subundulata tersebar di timur laut India (Assam) hingga Bhutan, serta Myanmar
- L. p. yunnanensis tersebar di timur laut Myanmar dan barat daya China
- L. p. topela tersebar di selatan China hingga Thailand, Indochina, Hainan dan Taiwan
- L. p. cabanisi tersebar di Filipina; Luzon, Mindoro, Panay, Cebu, Calauit dan Palawan
- L. p. nisoria tersebar di Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa
- L. p. baweana endemik di Pulau Bawean (Laut Jawa)
- L. p. holmesi endemik di bagian tenggara Pulau Kalimantan
- L. p. sumbae endemik di Pulau Sumba
- L. p. blasii tersebar di Flores, Timor, Tanimbar dan pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara
- L. p. particeps endemik di Pulau Sulawesi
- L. p. fretensis tersebar di selatan Thailand, Semenanjung Malaysia, hingga Pulau Sumatra dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Pola Hidup dan Kebiasaan Burung Bondol Peking
Burung bondol peking hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mereka kerap terlihat memakan bulir biji-bijian secara bergerombol, baik di semak rerumputan atau di atas tanah.
Selain bercorak indah, emprit peking juga terkenal cukup lincah. Kawanannya suka bergerak bersama-sama sambil mengeluarkan suara seperti “ki-dii… ki-dii…” ataupun “ki-ii… ckii cki…”
Uniknya, burung bondol peking hanya menghasilkan telur sebanyak 4-6 butir dalam sekali bereproduksi. Namun populasinya bisa meningkat tajam, terutama saat musim panen tiba.
Di sejumlah daerah, kawanan bondol peking dianggap hama karena suka memakan biji padi. Bukan cuma yang siap panen, padi muda pun kerap menjadi incaran jenis burung tersebut.
Taksonomi Spesies Lonchura Punctulata
Penulis : Yuhan al Khairi