Anda pecinta tanaman hias? Pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Bunga Teratai. Tumbuhan air yang kerap digunakan sebagai penghias kolam ini memang mempunyai warna yang indah. Selain itu, teratai juga dikenal memiliki segudang filosofi dan penting bagi kehidupan manusia.
Tidak main-main, untuk masyarakat India tumbuhan yang satu ini adalah bunga yang suci, bunga ini warga hindu India percayai mampu menolak bala serta memberi pencerahan bagi orang yang menanamnya.
Di Indonesia makna dan filosofi teratai juga tidak jauh berbeda. Dalam konteks kebudayaan Hindu-Buddha flora ini merupakan kesukaan para dewa, menjadi lambang kesucian dan kemuliaan.
Maka dari itu, banyak orang yang tertarik menanam bunga teratai untuk beragam kebutuhan. Dalam bidang pengobatan alternatif, tumbuhan ini juga diklaim mampu mengobati serta menangkal berbagai macam penyakit.
Morfologi dan Ciri-Ciri Teratai
Bunga teratai (Nymphaea) adalah nama genus dari tanaman air bersuku Nymphaeaceae. Penyebutannya dalam bahasa inggris yakni Waterlily. Flora ini dapat hidup di permukaan air dan mengapung di atasnya.
Berkat cirinya tersebut, sebagian masyarakat sering menyamaratakan nymphaea dengan tumbuhan Lotus. Meski begitu, nyatanya kedua flora ini mempunyai genus dan morfologi yang berbeda.
Secara umum Lotus berasal dari genus Nelumbo yang terdiri dari tiga varian warna, yakni merah muda, putih dan coklat muda. Tanaman ini hidup di air namun tidak mengapung di atasnya.
Berbeda dengan teratai, menurut para ahli salah satu tanaman tertua yang ada di bumi ini bisa kita identifikasi berdasarkan bagian-bagian berikut ini:
1. Bunga Teratai
Bagian bunga dari tumbuhan ini dapat tumbuh antara 5-10 cm. Warnanya terbilang sangat variatif tergantung dari jenisnya, seperti warna putih bersih, merah muda, ungu kebiruan dan sebagainya.
Salah satu keunikan dari bunga tersebut adalah ia dapat terbuka sepanjang hari, lalu tertutup saat matahari terbenam. Apabila terbuka ukuran luas bunga bisa mencapai 12 inchi, lho.
Namun sumber yang berbeda menyebut bunga ini mekar dalam waktu beberapa jam saja seperti saat malam hingga pagi hari, pagi ke tengah hari, atau sebelum matahari menyengat.
2. Daun Teratai
Bersama dengan bunga, daun teratai juga mengapung di atas air. Ukuran daun ini cukup besar, yakni mencapai 1-2 m. Bentuk daunnya bulat dengan pinggiran halus dan agak menggulung.
Warnanya pun sangat bervariasi, mulai dari hijau muda sampai hijau tua. Biasanya, bagian daun pada tumbuhan tersebut para kodok manfaatkan sebagai tempat beristirahat.
3. Tangkai Teratai
Tangkai teratai bisa kita temukan pada bagian tengah daun. Tangkainya ini berasa dari rizoma yang ada di dalam lumpur atau bagian dasar lokasi tumbuhan tersebut berkembang biak.
Memang, bunga teratai sendiri banyak hidup di kolam, sungai ataupun rawa-rawa dengan perairan tenang. Tangkai teratai dapat tumbuh menjalar serta berbentuk tegak.
4. Akar Teratai
Sebab letaknya di bawah permukaan air, agak sulit memang melihat bentuk akar teratai. Namun menurut para ahli, akar tersebut berbentuk bulat dan memanjang dengan warna putih kekuningan.
Bentuknya sendiri mirip seperti ubi rambat. Akan tetapi jika pada ubi rambat bagian akarnya tidak berongga, akar tumbuhan teratai justru memiliki rongga sejumlah 8-12 ruas.
5. Biji Teratai
Selain menjadi bahan masakan, biji teratai juga esensial dalam proses pembibitan bunga. Namun, kualitas dari biji tersebut harus kita lihat dari warnanya.
Biji yang masih muda atau berwarna merah bata tidak layak konsumsi maupun menjadi bibit. Biji dengan kualitas baik dapat kita tandai dari warnanya yang cokelat tua dan penuh dengan selaput putih.
Asal-Usul dan Manfaat Bunga Teratai
Tak banyak yang mengetahui jika bunga teratai sudah ada mulai dari zaman purba. Para peneliti bahkan mengungkapkan, tumbuhan yang satu ini setidaknya sudah berumur lebih dari 100 tahun.
Pada mulanya – tepatnya sebelum zaman es, bunga ini banyak hidup di wilayah Eropa. Namun pada zaman Mesir kuno, tumbuhan tersebut mulai tertanam di sekitar area sungai Nil.
Bagi masyarakat Mesir Kuno, keberadaan waterlily juga sama pentingnya. Melalui temuan artefak di makam Ramses II, para pakar berargumen jika masyarakat pada waktu itu kerap menggunakan bunga ini dalam upacara adat.
Begitu pula dengan masyarakat Bali, warga Pulau Dewata (terutama yang beragama Hindu-Buddha) kerap memanfaatkan tanaman ini sebagai sarana upakara/banten atau acara keagamaan.
Tidak cuma itu, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bunga teratai juga digadang-gadang menyimpan berbagai manfaat bagi kesehatan manusia, seperti:
- Air rebusan biji teratai bermanfaat untuk mengatasi diare.
- Ekstrak kelopak teratai berguna mengatasi kulit berminyak dan mencegah jerawat.
- Mengonsumsi air rebusan akar teratai dipercaya dapat menyehatkan jantung.
- Bijinya juga bermanfaat untuk mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Jus rimpang buah teratai diklaim mampu mengobati diare dan juga batuk.
Bagaimana, banyak sekali ‘kan kegunaan bunga teratai? Sebelum Anda memanfaatkannya jangan lupa olah bunga tersebut secara benar, agar manfaatnya benar-benar terasa pada tubuh kita.
Taksonomi Bunga Teratai
Referensi
Chatimatun Nisa, dkk.,Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Gusti Ayu Nyoman Budiwati dan Eniek Kriswiyanti, Universitas Udayana
Lilik Istria, Institut Seni Indonesia
Bakti Nur Ismuhajaroh, dkk., Universitas Lambung Mangkurat
Penulis: Yuhan Al Khairi, Sarah R. Megumi