Saffron (Crocus sativus) dikenal sebagai rempah-rempah yang paling mahal di dunia berdasarkan beratnya. Tanaman dari famili Iridaceae ini telah banyak dimanfaatkan sejak jaman kuno dalam berbagai bentuk. Bahkan disebutkan, penggunaannya untuk obat-obatan telah berlangsung sejak 3500 tahun yang lalu.
Memiliki beberapa nama ilmiah sinonim, diantaranya Crocus autumnalis Sm, Geanthus autumnalis Raf, Safran officinarum Medik, Crocus pendulus Stokes, dan lainnya. Konsumsi saffron dapat dilakukan dengan dicampur dalam segelas air atau masakan. Bahkan zaman dulu tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pakaian.
Memiliki Aroma Kuat Dengan Rasa Pahit
Merupakan tanaman kecil yang tak memiliki batang dan tumbuh antara 10 hingga 30 cm. Memiliki 5-10 daun asli yang ditutupi oleh 5-10 daun berwarna putih (nonfotosintetik). Perbungaanya hermaprodit (memiliki benang sari dan putik) yang penyerbukannya dibantu oleh serangga. Ketika mekar, bunganya berwarna ungu dan memancarkan aroma seperti madu. Dalam bunganya terdapat kepala putik bercabang 3 yang warnanya tergantung pada tingkat karotenoid dan likopen-nya.
Saffron memiliki aroma yang kuat, unik, dan rasanya pahit. Bagian yang kerap dimanfaatkan ialah batang kepala putiknya yang berwarna kuning kemerahan. Untuk mendapatkan sekitar 0,45 kg saffron harus dikumpulkan dari 75.000 kuntum bunga. Hal inilah yang menyebabkan saffron dijual dengan harga tinggi. Meskipun begitu, produksi tahunan dunianya diperkirakan mencapai 300 ton pertahun.
BACA JUGA : Parrot Waxcap, Jamur Cantik yang Berlendir
Saffron Berasal Dari Mediterania
Diperkirakan berasal dari daerah Mediterania, Asia Kecil, dan Iran. Area budidayanya mencakup Spanyol, Prancis, Italia, dan beberapa bagian di India. Saffron dimanfaatkan orang Arab di Spanyol sekitar tahun 961 serta disebutkan dalam buku panduan pengobatan pada abad ke-10. Tanaman ini umum tumbuh di halaman rumput dan memiliki toleransi pada daerah curah hujan tinggi dan musim panas yang sangat kering.
Mengandung Lebih Dari 150 Senyawa
Melansir berbagai sumber, saffron mengandung 0,5 hingga 1% minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah picrocrocin. Sedangkan zat pewarnanya disebut crocin. Selain itu, diketahui juga mengandung lebih dari 150 senyawa diantaranya safranal, a-dan b-karoten, karotenoid, zeaxanthin, mineral, lemak, gula, pentosan, gusi, pektin, dekstrin, protein, dan serat kasar.
Di Mesopotamia, masyarakat menggunakan saafron dalam perayaan keagamaan dan untuk manfaat kesehatan. Sementara orang Fenisia dan Romawi menggunakan tanaman ini sebagai pewarna, parfum, dan obat herbal. Dianggap sebagai diuretik, astringen, deobstruen, dan emmenagogue.
Ia juga digunakan juga untuk meningkatkan kecemerlangan mata, memperbaiki warna kulit, membantu persalinan, stimulan jantung, perut kembung, keputihan, asma, rematik, hingga nyeri saraf. Selain itu, di Tiongkok tanaman ini digunakan sebagai obat penenang dan untuk memperlancar sirkulasi.
Penulis: Anisa Putri
Editor : SR