Masyarakat Indonesia patut berbangga atas penemuan spesies anggrek baru dari Papua Barat. Anggrek ini bernama Bulbophyllum wiratnoi dan berasal dari famili Orchidaceae. Genus Bulbophyllum merupakan yang terbesar dalam famili ini.
Penamaan spesies wiratnoi bertujuan untuk menghormati Wiratno, seorang tokoh konservasi Indonesia dan mantan Direktur Jenderal Koservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK. Ia telah bertanggung jawab atas banyak terobosan baru dalam dunia konservasi di Indonesia.
Reza Saputra, penemu spesies baru ini menemukan Bulbophyllum wiratnoi di Taman Wisata Alam Sorong, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, tepatnya di Semenanjung Vogelkop pada ketinggian 114 mdpl, 6 Juni 2018. Area Kepala Burung atau Semenanjung Vogelkop merupakan bagian paling barat Nugini. Termasuk pulau terkaya di dunia dalam hal keaneragaman jenis tumbuhannya.
Memiliki Daun dan Sepal yang Besar
Tumbuhan ini memiliki akar yang muncul dekat dengan pangkal rimpangnya, berukuran panjang sekitar 30 cm dengan diameter 1 mm. Rimpangnya menggantung seperti batang, cenderung tidak bercabang, panjangnya sekitar 46 cm dan berdiameter 3 mm.
B. wiratnoi memiliki bagian pseudobulb yang berbentuk bulat telur, berukuran 9-13 x 4-5 mm. Pseudobulb merupakan suatu struktur mirip polong yang tumbuh di bawah daun anggrek.
BACA JUGA: Penemuan Spesies Baru Dorong Peneliti Gali Keanekaragaman Hayati
Bagian daun berwarna hijau, cembung di atas dan cekung di bawah. Bentuk daunnya bulat telur hingga lonjong. Kemudian, ukuran daun ini sekitar 5,5-5,6 × 2,4-2,8 cm. Anggrek jenis ini muncul hanya satu kuntum, berukuran panjang 15 mm, memancarkan aroma seperti singkong yang difermentasi.
Hal ini sangat menarik bagi lalat (Musa domestica) untuk mendekat. Bagian tangkai bunganya tegak lurus, berukuran panjang 7 mm dengan bagian seperti sisik di gagangnya. Daun pelindung bunga berbentuk tabung di pangkalnya, berukuran 10 mm, dan berbentuk lancip.
Daun kelopak (sepal) berwarna kuning oker dengan corak bintik-bintik merah-ungu. Sementara, kelopak bunga berwarna abu-abu di bagian basal. Bagian bibir bunganya berwarna kuning berhias warna merah-ungu dan berbintik-bintik. Kepala sari dari anggrek ini berwarna kuning muda hingga kuning keemasan. Tangkai dan ovarium berukuran sekitar 8 mm.
Anggrek B. wiratnoi ini terlihat mirip dengan kerabatnya, B. johannuli Vermeulen pada bagian pelengkap bunganya yang berbentuk filiform. Namun, ukuran daun kedua anggrek itu berbeda. B. wiratnoi memiliki daun berukuran lebih panjang serta sepal yang lebih besar.
Bulbophyllum wiratnoi Endemik dari Papua Barat
Spesies ini merupakan endemik dari Provinsi Papua Barat Daya, Semenanjung Kepala Burung. Tumbuh epifit di batang pohon besar pada hutan hujan dataran rendah (114 mdpl), dan berbunga pada bulan Januari dan Juli.
Dilansir Phytotaxa, status konservasi anggrek ini masih kekurangan data (data deficient). Hal itu berdasarkan Standar dan Petisi IUCN Sub-komite (2022). Sebab, tumbuhan ini hanya diketahui dari area koleksinya dan dari spesimen budidaya yang belum jelas asal-usulnya. Perlu eksplorasi lanjutan mengenai persebaran dan populasi anggrek ini untuk melengkapi kekurangan data yang ada.
Penulis: Anisa Putri
Editor: Indiana Malia