Meski populer di Persia, tanaman buah ini nyatanya berasal dari China. Ia mampu menghasilkan buah manis dengan serat yang cukup banyak, sehingga sangat baik dikonsumsi oleh manusia. Inilah buah persik, yang juga dikenal dengan nama ilmiah Prunus persica.
Spesies P. persica tergabung dalam famili Rosaceae. Tanaman ini masih berkerabat dengan buah ceri, aprikot, almon dan plum, sebab berasal dari satu genus yang sama yakni Prunus.
Dilihat dari fisiknya pun buah plum dan persik terbilang cukup mirip. Mereka sama-sama mempunyai biji tunggal berukuran besar, meski cita rasa biji persik sendiri lebih mirip dengan biji almon.
Di Eropa, biji persik bahkan dimanfaatkan sebagai pengganti almon dalam pembuatan marzipan. Bahan baku ini mempunyai harga yang lebih murah sehingga menguntungkan bagi masyarakat.
Morfologi dan Ciri-Ciri Tanaman Persik
Tanaman persik dapat berkembang biak sampai setinggi 7 meter. Tajuknya tampak melebar dengan bentuk daun sempit seperti bilah pisau, serta panjangnya antara 7–16 cm dan lebar 2–6 cm.
Di daerah asalnya, pembungaan terjadi pada awal musim semi. Bunga tersebut tumbuh tunggal atau ganda, dengan ukuran 2,5–3 cm serta memiliki warna kelopak berupa merah muda.
Buah, bagian terpopuler dari tanaman tersebut, biasanya memiliki kulit berwarna hijau kekuningan. Namun, warna tersebut dapat berubah menjadi kuning kemerahan saat tua atau matang.
Buah persik sendiri dapat kita tandai dari permukaannya yang berbulu. Daging buah tersebut bercorak kuning atau agak keputihan. Teksturnya cukup mudah rusak, tetapi memiliki aroma harum yang menyengat.
Seperti yang telah disebutkan, di dalam buah itu tersembunyi sebuah biji dengan ukuran 1,3–2 cm. Bijinya ini berwarna cokelat kemerahan, memiliki kulit yang keras dengan bentuk bulat telur (oval).
Habitat dan Distribusi Tanaman Persik
Tanaman persik biasanya dibudidayakan di kawasan Asia Barat, Eropa, Himalaya, dan India. Spesies ini dapat berkembang di banyak tempat, terutama sampai ketinggian 304 meter di atas permukaan laut.
Di China, pohon persik telah dibudidayakan sejak zaman neolitikum. Sedangkan di Jepang, tumbuhan ini mulai ditanam secara pribadi pada periode Jomon, yakni sekitar tahun 4.700–4.400 sebelum Masehi (SM).
Di India, spesies P. persica baru diperkenalkan pada tahun 1.700 SM. Sedangkan di Yunani, pembudidayaannya dimulai pada tahun 300 SM. Orang-orang Romawi mengenal flora ini sejak abad pertama masehi.
Sementara di Benua Amerika, bibit buah persik dibawa oleh bangsa Spanyol pada abad ke-16. Tanaman itu kemudian diperkenalkan secara luas sampai ke Benua Eropa, seperti di Perancis dan Britania Raya.
Karena sudah eksis cukup lama, budidaya persik bahkan menghasilkan kultivar baru. Saat ini setidaknya ada tiga jenis kultivar yang dikenal oleh masyarakat yakni persik nectarina, peacherine, dan flat peaches.
Kandungan dan Manfaat Buah Persik
Buah persik dikenal akan kandungan serat, vitamin, serta mineralnya yang tinggi. Buah ini juga memiliki sifat antioksidan, sehingga sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan kulit.
Kandungan beta karoten, alfa karoten, dan beta crytoxanthin di dalam buah tersebut juga berperan dalam pembentukan vitamin A. Sehingga mengonsumsinya secara rutin dapat menjaga kesehatan mata.
Dalam sebuah penelitian, ekstrak buah ini terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Procyanidin, anthocyanin, dan quercetin-nya juga membantu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Bagi para manula, mengonsumsi persik secara rutin dapat mencegah pengeroposan tulang. Manfaat ini didapat dari kandungan kalium buah yang tinggi, sehingga ampuh menjaga metabolisme tulang.
Buah dari spesies P. persica biasanya dikonsumsi secara langsung atau diolah menjadi makanan. Buahnya juga dapat dijadikan sebagai jus, kue, selai, serta berbagai menu menarik lainnya.
Taksonomi Tumbuhan Buah Persik
Penulis : Yuhan al Khairi