Buah Gandaria atau Jatake adalah sejenis buah tropis yang tumbuh subur di Indonesia dan Malaysia. Ia jamak publik budidayakan di Sumatera dan Maluku, serta menjadi flora identitas bagi Provinsi Jawa Barat. Penasaran dengan bentuknya? Yuk, berkenalan!
Secara tampilan bentuk jatake memang mirip dengan buah mangga. Hanya saja, jatake memiliki ukuran yang lebih kecil dan bulat dibandingkan buah dari suku Mangifera (mangga-manggaan).
Di Tanah Air, pemanfataan Bouea macrophylla (nama binomial jatake) terbilang cukup marak. Ia publik olah sebagai bahan masakan, serta dapat dikonsumsi secara langsung ketika sudah matang.
Menurut penelitian, buah bercita rasa kecut-manis ini menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Karena itu, pohon dari buah tersebut sering awam tanam sebagai bahan baku obat.
Morfologi dan Ciri-Ciri Buah Gandaria
Melihat diameternya, pohon buah gandaria tergolong berukuran sedang. Namun jika kita hitung berdasarkan panjangnya, flora tersebut terbilang cukup tinggi karena bisa berbiak sampai 25 m.
Tajuk pohon tersebut rapat, dengan dahan berbentuk lebar memanjang dan ujung yang tumpul. Perbungaannya berbentuk malai, serta identik dengan warna kuning kehijauan seperti daun mangga.
Bunga gandaria umumnya muncul dari ketiak daun. Musim berbunga sendiri terjadi mulai dari bulan September – Desember. Bentuk buah gandaria bulat, serta memiliki bau khas seperti terpentin.
Jika kita tekan, daging buah tersebut akan mengeluarkan cairan putih bertekstur kental. Tingkat kematangan buah sendiri dapat kita tandai dari warna kulitnya.
Ketika masih muda, kulit buah tersebut cenderung berwarna hijau. Apabila sudah matang, buah jatake akan berubah warna menjadi kuning-oranye. Jenis daunnya tunggal dan berbentuk bundar.
Beberapa spesies ahli ketahui memiliki bentuk daun seperti telur-lonjong sampai lanset atau jorong. Mulanya daun gandaria berwarna putih, lalu berubah ungu tua dan berangsur menjadi hijau tua.
Peta Persebaran dan Habitat Buah Gandaria
Berdasarkan peta persebarannya, dapat kita katakan bahwa buah gandaria adalah flora asli asal Asia Tenggara. Ia menyebar ke pulau-pulau di bagian timur, bahkan sampai ke dataran India.
Di Indonesia sendiri, distribusi pohon buah tersebut terbilang sangat sempit. Ia hanya bisa kita jumpai di Pulau Sumatera, sebagian Pulau Jawa, Maluku, Kalimantan Selatan, hingga Papua.
Sebagian masyarakat di Sulawesi Utara dan Selatan, turut membudidayakan tumbuhan tropis ini. Meski begitu, populasi mereka justru lebih banyak pakar temukan berada di Pulau Sumatera.
Di sejumlah daerah, julukan bagi spesies B. macrophylla terbilang beragam seperti Remieu (Gayo), Barania (Dayak Ngaju), Dandoriah (Minangkabau), Wetes (Sulawesi utara), dan Kalawasa (Bugis).
Berbicara soal habitat, buah gandaria tumbuh subur di area hutan berketinggian 5 – 800 mdpl. Ia dapat berkembangbiak di daerah dataran rendah maupun tinggi sampai jenjang 850 mdpl.
Khasiat dan Manfaat Buah Gandaria
Secara garis besar, nyaris semua bagian dari pohon gandaria dapat kita ambil manfaatnya. Misalnya seperti daun, yang kerap masyarakat gunakan sebagai bahan baku pangan atau sayuran.
Selain itu, bagian buahnya sendiri kerap awam jadikan sebagai cemilan manisan. Sedangkan buahnya yang masih muda sering publik gunakan sebagai campuran sambal, rujak, hingga lalapan.
Berkat karakteristiknya yang kuat, kayu dari pohon tersebut jamak khalayak manfaatkan sebagai sarung keris. Sedangkan daunnya sering pakar kembangkan sebagai bahan baku obat herbal.
Melansir berbagai sumber, mengonsumsi buah gandaria ampuh meningkatkan kesehatan mata. Hal ini disebabkan, oleh tingginya kandungan beta karoten dan vitamin A pada daging buah tersebut.
Dalam beberapa penelitian, vitamin C yang terkandung dalam jatake ahli nilai cukup banyak. Sehingga, mengonsumsi buah ini sangat pakar rekomendasikan untuk menjaga kesehatan kulit.
Taksonomi Bouea Macrophylla
Penulis: Yuhan Al Khairi