Binjai (Mangifera caesia) memiliki nama lokal lain yakni binglu, kemang, atau beluno. Tanaman berbuah ini berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Merupakan kerabat buah mangga dari famili Anacardiaceae yang sama-sama memiliki aroma harum dan rasa asam manis. Anacardiacea itu sendiri terdiri dari sekitar 82 genus dan banyak mengandung senyawa triterpen.
Memiliki banyak nama ilmiah sinonim, di antaranya Mangifera foetida, Mangifera glauca, Mangifera indica var. sylvestris, Mangifera kemanga, Mangifera membranacea, dan masih banyak lagi.
Buah Berbiji Dua (Dikotil)
Binjai merupakan buah berbiji dua atau dikotil yang pohonnya dapat tumbuh tinggi hingga lebih dari 30 meter, dengan yang paling tinggi tercatat hingga 45 m. Merupakan tanaman perennial atau dapat berumur panjang. Batang pohonnya tumbuh lurus ke atas dan berdiameter hingga 115 cm. Memiliki daun yang bertangkai dan tumbuh berseling dengan panjang sekitar 7,5-41,5 cm dan lebar 2,5-11 cm.
Sementara bunganya berwarna ungu hingga ungu muda dengan panjang sekitar 1 cm yang ditopang oleh perbungaan bercabang hingga 40 cm. Buah binjai berdaging cukup tebal dan berbentuk seperti buah pir. Ketika matang warnanya menjadi cokelat pucat, berukuran panjang 10-19 cm dan lebar 5-10 cm. Bijinya berwarna merah muda yag dilapisi kulit biji yang cukup keras.
Binjai Tanaman Asli Asia Tenggara
Pohon yang berasal dari Tenggara ini telah didistribusikan ke berbagai negara di Asia yang memiliki kecocokan iklim. Di Indonesia pohon binjai dapat kita temukan di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Biasanya tumbuh di hutan primer dataran rendah atau hutan rawa, sepanjang tepian sungai, hingga ketinggian 450 meter di atas permukaan laut.
Dapat Dijadikan Campuran Sambal
Buah binjai jelas dimanfaatkan sebagai makanan oleh banyak orang. Bahkan memiliki harga yang cukup tinggi di pasar lokal. Per 100 gram dari bagian buahnya diketahui mengandung air 86,5 g; protein 1 g; lemak 0,2 g; karbohidrat termasuk serat 11,9 g; abu 0,4 g; tiamin 0,08 mg; beta-karoten setara 0,005 mg dan vitamin C 58 mg.
Binjai dapat dimakan langsung, ataupun diolah menjadi salad, jus, hingga manisan dan campuran sambal. Namun sebaiknya hindari konsumsi buah binjai ketika belum matang sempurna, karena sari-sarinya dapat mengiritasi mulut ketika tertelan. Bagian batangnya dapat dimanfaatkan untuk konstruksi ringan. Sementara daun mudanya dapat dijadikan lalapan pendamping.
Taksonomi Binjai
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin