Burung bondol atau pipit adalah salah satu kelompok burung kecil yang tergabung ke dalam famili Estrildidae. Hewan ini dapat kita kenali dari warna bulunya yang indah, seperti halnya spesies bondol haji.
Lonchura maja atau bondol haji dikenal juga sebagai pipit haji. Mereka memiliki warna putih di bagian kepalanya, sehingga mirip orang-orang yang memakai peci setelah melakukan haji.
Selain keunikan tersebut, burung ini juga dapat kita kenali dari kicaunya yang indah. Mereka mempunyai nada suara tinggi seperti seruling, yang bunyinya “puip…puip” jika berkelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari spesies L. maja memang senang berkumpul. Eksistensinya juga cukup mudah kita temukan karena hidup di sekitar pemukiman, kebun, sampai persawahan.
Morfologi dan Ciri-Ciri Bondol Haji
Ukuran tubuh bondol haji hanya sekitar 11 cm. Burung ini memiliki warna bulu dasar cokelat putih seperti burung bondol oto-hitam (L. ferruginosa) tapi dengan warna yang lebih terang.
Seluruh kepala dan tenggorokannya sendiri berwarna putih. Spesies burung muda dapat kita kenali dari tubuh bagian atasnya yang berwarna cokelat, tapi kuning tua pada bagian bawah.
Tidak cuma itu, spesies muda juga memiliki bulu wajah berwarna kekuningan. Iris burung ini bercorak cokelat, paruhnya berwarna abu-abu kebiruan, sedangkan kakinya kebiruan pucat.
Spesies burung muda juga dapat kita tandai dari warna keputihan pada bagian belakang dan bawah telinga. Bentuk mata mereka bulat telur atau agak bundar dengan corak hitam pekat.
Berkat keunikan warnanya, banyak orang tertarik memelihara burung pipit haji. Populasinya di alam liar terhitung masih banyak, sehingga tidak tergolong sebagai hewan yang dilindungi.
Habitat dan Distribusi Bondol Haji
Habitat burung bondol haji berada di wilayah tropis. Populasinya menyebar mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi di Indonesia, serta Thailand, Vietnam dan Malay Peninsula.
Bahkan, spesies ini telah diperkenalkan sampai ke Okinawa dan Osaka di Jepang. Habitatnya tidak jauh berbeda dengan bondol lain, yang hidup di dataran terbuka maupun perkebunan.
Di Sumatra, Jawa dan Bali, burung ini terdistribusi sampai pada kawasan berketinggian 1.500 meter di atas laut. Mereka sering mengunjungi rawa dan persawahan untuk mencari makan.
Karena itu bagi sebagian orang spesies L. maja adalah hama. Padahal mereka dapat menjadi perameter kualitas lingkungan, mengingat mereka cuma tinggal di area yang masih asri saja.
Burung yang dikenal sebagai emprit haji atau emprit kaji oleh warga Jawa ini memiliki sarang berupa anyaman. Itu terbuat dari rumput kering yang ditumpuk serta tergulung seperti bola.
Pola Hidup dan Perilaku Bondol Haji
Bondol haji pada dasarnya senang berkumpul. Saat musim panen padi tiba, kawanan burung ini datang dalam jumlah yang besar, lalu menyerbu biji padi para petani di area persawahan.
Selain itu, mereka juga berpasang-pasangan saat memasuki musim kawin. Waktu reproduksi sendiri terjadi pada bulan Februari, yang selanjutnya diikuti oleh perilaku bersarang mereka.
Emprit kaji mendiami sarangnya selama bertelur, pengeraman, penetasan dan pengasuhan. Mereka bisa membangun sarangnya sendiri, tapi sering pula menempati sarang burung lain.
Meskipun tinggal di antara manusia, kehadiran spesies L. maja sudah semakin jarang terlihat. Ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah perilaku pemalu mereka.
Emprit kaji menghindari keberadaan manusia. Spesies juga bisa menetap dalam satu daerah dengan bondol lain, tapi mereka tidak mampu bersaing dan berbaur dengan burung lainnya.
Taksonomi Spesies Lonchura Maja
Penulis : Yuhan al Khairi