Jamur birch polypore atau Fomitopsis betulina merupakan jamur yang dapat dimakan dan berasal dari famili Fomitopsidaceae. Kulit jamur birch polypore yang keras, seringkali digunakan para tukang cukur untuk mengasah pisau cukurnya. Oleh sebab itu jamur ini dikenal juga dengan nama jamur strop.
Carl Linnaeus awalnya mendeskripsikan jamur ini dengan nama Boletus suberosus pada tahun 1973. Kemudian para ahli mikologi menganggap Fomitopsis betulina (Bull) adalah nama ilmiah yang benar untuk spesies ini.
Sementara itu, dua potong jamur birch polypore ditemukan berada pada ikatan leher mumi berusia 5.000 tahun yang ditemukan di Tyrol dan dijuluki Ötzi si Manusia Es. Mumi beku tersebut ditemukan pada 1991 di Pegunungan Alpen Ötztal di perbatasan Austria dan Italia. Tampaknya, keberadaan jamur pada leher mumi tersebut bukanlah untuk mengasah pisau cukur.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Tudung jamur berwarna abu-abu kecokelatan yang akan berubah menjadi lebih cokelat di bagian atas dan putih di bagian bawah saat matang. Tudung tersebut berbentuk hampir bulat saat masih muda, kemudian berubah menjadi datar saat masak. Di samping itu, tudung jamur ini berdiameter 10-25 cm dengan ketebalan 2-6 cm saat dewasa.
Selain itu, pori-pori jamur yang berbentuk seperti tabung tersusun cukup padat dengan jarak 3-4 mm satu sama lainnya. Sedangkan spora jamur berbentuk silindris, bertekstur halus dengan ukuran 4-6 x 1,3-2μm dan berwarna putih.
Habitat dan Morfologi Birch Polypore
Saprobik pada kayu mati dari pohon birch, termasuk birch putih Eropa, birch kertas, dan birch kuning. Namun terkadang ditemukan juga sebagai parasit pada pohon yang masih hidup. Umumnya tumbuh sendiri ataupun berkelompok dan tumbuh sepanjang tahun. Sementara itu, jamur ini tersebar luas dan umum di Eropa, Asia Barat, dan Amerika Utara, di mana pun pohon inangnya berada.
Kandungan dan Manfaat
Meskipun dapat kita makan, jamur ini memiliki rasa yang cukup pahit serta bau yang cukup kuat dan harum saat masih segar. Melansir berbagai sumber, jamur ini cukup lezat kita makan saat masih muda karena rasanya belum terlalu pahit.
Selain itu, jamur birch polypore menghasilkan senyawa antibiotik piptamine. Hal ini mungkin saja menjadi salah satu alasan mengapa jamur ini ditemukan pada mumi Ötzi si Manusia Es karena menganggapnya sebagai antibiotik.
Jamur ini juga mengandung asam nukleat, asam agaric, polisakarida, asam betulinic, dan berbagai vitamin. Oleh karena itu jamur ini memiliki khasiat antivirus, anti-inflamasi, serta menyembuhkan kanker perut.
Sementara itu, jamur birch polypore kering telah manusia purba gunakan sejak dulu untuk membawa api (arang) yang mereka nyalakan dengan batu atau kayu sebelum adanya penemuan korek api.
Taksonomi Birch Polypore
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin