Benying, Kerabat Ara yang Berpotensi sebagai Anti-HIV

Reading time: 2 menit
Tumbuhan ini berpotensi sebagai obat anti-HIV. Foto: Shutterstock

Ficus merupakan salah satu genus tumbuh-tumbuhan yang berasal dari keluarga Moraceae. Genera ini setidaknya beranggotakan 850 spesies tanaman dari seluruh dunia, salah satu yang paling populer adalah benying atau Ficus fistulosa.

Benying adalah kerabat dekat spesies pohon ara atau tin (F. carica). Mereka bahkan sering publik sama ratakan, sebab memiliki tampilan pohon serta bagian buah yang sangat mirip.

Kedua flora ini juga berkerabat dengan pohon beringin (F. benjamina). Kemiripan ketiganya dapat kita lihat dari tampilan pokoknya yang besar, tinggi dan membentuk seperti naungan.

Karena itu, jangan heran jika tanaman dari genus tersebut sering awam fungsikan sebagai flora peneduh. Lebih jauh, berbagai spesies Ficus juga berguna sebagai pakan dan obat.

Morfologi dan Ciri-Ciri Tumbuhan Benying

Benying sendiri mampu berkembang biak hingga setinggi 20 meter. Tumbuhan berbentuk pohon ini mempunyai daun yang lebar dan melonjong, dengan batang berdiametar 21 cm.

Batang dan daunnya inilah yang menjadi pembeda antara ara dan benying. Ara umumnya menghasilkan daun berlekuk dengan 3-5 cuping, batangnya lunak serta berwarna abu-abu.

Sedangkan daun F. fistulosa berbentuk elips dan bergerigi, ukurannya berkisar 7-33 cm x 2-15 cm. Tangkai daun tersebut tumbuh antara 1-6 cm, dengan bagian buah berukuran 3 cm.

Uniknya, buah F. fistulosa muncul bergerombol pada bagian batang dan cabang yang tebal. Buahnya ini berwarna hijau, namun berubah menjadi kuning kecokelatan jika sudah masak.

Melansir berbagai sumber, buah dari pohon tersebut sebenarnya merupakan dasar bunga berbentuk bulat. Bagian itu boleh dimakan serta umum ditemukan pada spesies Moraceae.

Habitat dan Distribusi Tumbuhan Benying

Pohon benying cukup mudah kita temukan di area hutan terbuka, tepi hutan, serta wilayah semak belukar dataran rendah sampai ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (dpl).

Peta persebarannya terbilang cukup luas, sebagian besar berasal dari kawasan tropis benua Asia seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan sampai India dan Cina.

Bukan cuma itu, beberapa ahli meyakini bahwa F. fistulosa terdistribusi sampai New Guinea. Mereka tumbuh subuh di kawasan Pulau Berneo seperti Kalimantan, Sabah, serta Sarawak.

Berkat persebarannya pula, julukan spesies Ficus ini terbilang cukup banyak, di antaranya:

  • Vietnam: sung bông
  • Filipina: tibig, siau, dan basikong
  • Indonesia: beunying (Sunda), kujajing (Kalimantan), wilada dan lolo (Jawa)
  • Malaysia: ara serapat, kelampong bukit dan kedebu
  • Thailand: ching, ching khao, maduea plong dan ching-ban
  • Inggris: common yellow stem-fig.

Menurut IUCN Red List, status konservasi benying berada pada level risiko rendah atau least concern. Tren populasinya juga cenderung stabil, jadi tidak digolongkan sebagai flora langka.

Guna dan Manfaat Tumbuhan Benying

Berbagai bagian dari tumbuhan benying dapat kita manfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Sejak dahulu kala, masyarakat menggunakan pucuk daun tersebut untuk meredakan diare.

Dalam kondisi mentah, buahnya bahkan dimanfaatkan sebagai bahan baku sayuran. Namun dalam kondisi kering atau segar, buah tersebut jamak publik olah sebagai kudapan dan selai.

Merujuk laman UNAIR News, ekstrak daun F. fistulosa berpotensi sebagai obat anti-HIV. Dari lima sampel yang diuji, empat dari sampel tersebut menunjukkan adanya aktivitas antivirus.

Walau riset ini perlu didalami lebih lanjut, kabar tersebut tentunya sangat menggembirakan. Bukan cuma bagi dunia kedokteran, tapi juga Indonesia sebagai habitat tumbuhan benying.

Taksonomi Spesies Ficus Fistulosa

Penulis : Yuhan al Khairi

Top