Bekicot, Hama Tanaman yang Juga Sumber Pangan

Reading time: 2 menit
Bekicot hama tanaman, tapi juga sumber pangan
Achatina fulica atau bekicot, diperkirakan sudah ada di Indonesia sekitar 1922. Foto: shutterstock.com

Bekicot termasuk hewan lunak (Mollusca) yang kaya akan sumber protein. Ia merupakan jenis keong darat yang umumnya memiliki kebiasaan hidup di tempat lembap dan aktif di malam hari (Nocturnal). Hewan yang tergolong kelas Gastropoda ini tersebar di laut, air tawar, dan daratan lembap. Ia juga memakan berbagai tanaman budidaya sehingga disebut sebagai salah satu hama.

Achatina fulica atau nama latin siput, diperkirakan sudah ada di Indonesia sekitar tahun 1922. Namun, ia bukan binatang asli Indonesia dan diperkirakan dari Afrika Timur. Habitatnya berada di negara yang beriklim tropis. Kondisi wilayah yang basah membuat bekicot mudah berkembang biak. Ia juga dapat hidup secara liar di hutan, perkebunan, atau tempat budidaya. Perlu temperatur di atas titik beku atau kelembapan tinggi sepanjang tahun untuk membuatnya bertahan hidup.

Baca juga: Jangkrik, Sumber Protein Alternatif

Secara morfologi, tubuh bekicot terdiri dari kepala, organ internal yang dilindungi cangkang,dan kaki perut. Kepalanya memiliki sepasang tentakel yang dilengkapi dengan mata di ujungnya. Sedangkan cangkangnya berukuran besar meruncing dengan warna coklat dan memiliki pola garis. Secara fisik, cangkang padat berbrntuk piramid dengan pola spiral dan dasar bulat. Umumnya cangkang berwarna cokelat kemerahan beserta corak vertikal kuning. Namun, warna tiap spesies tergantung pada keadaan lingkungan atau jenis makanan yang dikonsumsi.

Bekicot (Achatina fulica)

Dalam 100 gram daging bekicot kering mengandung protein sebesar 59,2 persen. Foto: shutterstock.comCangkang bekicot terdiri dari tiga lapisan yaitu, conchiolin, lapisan prismatik, dan mutiara. Pada bagian atas cangkang (visceral) mengeluarkan zat kapur, sehingga mengakibatkan 98 persen cangkang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) (Cobbinah, 2008).

Baca juga: Lentil, Alternatif Sumber Protein Nabati Kaya Gizi

Panjang bekicot dewasa dapat melampaui 20 sentimeter, tetapi rata-rata hanya sekitar 5 sampai 10 sentimeter. Sementara berat rata-ratanya, kurang lebih sebesar 32 gram (Pracaya, 2008). Ia menggunakan tubuh bagian bawah (perut) untuk berjalan. Bekicot bernapas menggunakan paru-paru, sehingga ia dimasukkan ke dalam ordo Pulmonata. Umurnya dapat mencapai 10 tahun dengan rata-rata usia hidup 5 sampai 7 tahun.

Tidak hanya bermanfaat sebagai pakan ternak, daging bekicot juga dapat dikonsumsi oleh manusia karena mengandung asam amino esensial dan protein. Dalam 100 gram daging bekicot kering mengandung protein sebesar 59,2 persen. Di bidang kesehatan, lendir bekicot dapat digunakan sebagai obat penyembuh luka (Siahaan, 2012). Sedangkan pada cangkang mengandung senyawa kitin dan mineral seperti kalsium karbonat (Poerwati, 2011). Menurut berbagai sumber, cangkangnya juga bermanfaat sebagai alternatif produksi glukosamin untuk obat nyeri sendi.

Bekicot, Hama Tanaman yang Juga Sumber Pangan

Penulis: Sarah R. Megumi

Top