Dalam dunia khayalan, ia adalah musuh bebuyutan makhluk penghisap darah Vampire. Namun di dunia nyata, Bawang Putih (Allium sativum L.) justru digunakan sebagai obat penyembuh berbagai penyakit manusia.
Manfaat Bawang Putih yang segudang membuatnya dijuluki sebagai ‘umbi seribu khasiat’.
Dalam bahasa Inggris bawang ini disebut dengan nama Garlic. Namun di Indonesia, kita mengenalnya dengan nama yang bervariasi.
Nama-nama lokal yang sering digunakan adalah ‘bhabang pote’ di daerah Madura, Sunda menyebutnya ‘bawang bodas’, di Tarakan yaitu ‘bawang pulak’, Minahasa mengenalnya dengan nama ‘lasuna moputih’, serta ‘pia moputi’ untuk daerah Gorontalo.
Bergeser ke Makassar, dikenal dengan nama ‘lasuna kebo’, lalu Halmahera menyebutnya ‘bawa de are’, ‘bawa bodudo’ untuk daerah Ternate, ‘bawa fiufer’ daerah Papua, ‘kasuna’ untuk Bali, ‘bawang handak’ daerah Lampung, dan untuk daerah Timor dikenal dengan sebutan ‘kalfeo foleu’.
Membahas sejarah, Bawang Putih awalnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropik. Dari sini ia menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Di Indonesia, bawang ini dibawa oleh pedagang Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau daerah pantai. Seiring dengan berjalannya waktu kemudian masuk ke daerah pedalaman dan akhirnya akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan berbagai sumber, pada tahun 1994-1995 menjadi puncak kejayaannya di Indonesia. Sehingga di tahun tersebut, bawang ini juga dijuluki sebagai ‘white diamond’ (berlian putih) karena mampu membawa petaninya pergi menjalankan ibadah haji.
Bawang Putih adalah herba semusim berumpun. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Ia juga memiliki bau khas aromatik tajam. Bila dirasakan bawang ini mempunyai rasa yang agak pedas dan pahit.
Secara morfologi, Bawang Putih memiliki batang yang lurus kaku atau sedikit membengkok. Daun berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang dimiliki oleh tiap tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata, tidak berlubang, runcing di ujung atasnya dan agak melipat ke dalam (arah panjang/membulur).
Bawang Putih terletak di batang pokok atau di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi yang berbentuk cakram. Sistem perakarannya yaitu akar serabut. Untuk bentuknya, ia berupa umbi lapis, berwarna putih atau putih keunguan. Umbi berlapis majemuk berbentuk hampir bundar.
Secara klinis, bawang ini telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai hal, termasuk sebagai pengobatan untuk hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, rheumatoid arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan atherosclerosis, dan juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor.
Banyak juga terdapat publikasi yang menunjukan bahwa Bawang Putih memiliki potensi farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik.
Bila menengok ke beberapa abad lalu, manfaatnya bagi masakan dan kesehatan ternyata sudah digunakan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno.
Dalam resep makanan Libanon, Bawang Putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet. Ada pula penelitian yang menemukan bahwa mengkonsumsi bawang ini secara teratur sekitar 2 – 3 siung setiap hari dapat membantu mencegah serangan jantung.
Di Negara Asia, seperti Jepang atau Cina, Bawang Putih biasa dikonsumsi tanpa harus ditumbuk halus seperti kebanyakan bumbu di Indonesia. Untuk menambah rasa masakan, biasanya satu siung bawang ini tinggal dibakar diatas api atau langsung dikudap tanpa racikan.
Penulis : Sarah R. Megumi