Leptoptilos javanicus atau yang dikenal dengan bangau tongtong merupakan salah satu kelas aves yang mempunyai keunikan dari bentuk kepalanya yang botak. Menurut Birdlife Internasional, populasi bangau tongtong di Indonesia pada tahun 2003 diperkirakan tidak lebih dari 2000 ekor. Habitat yang terus mengalami gangguan berupa degradasi habitat dan konversi lahan menyebabkan populasi bangau tongtong menurun.
Dalam persebarannya, bangau tongtong tersebar di berbagai wilayah di Indonesia antara lain Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan sampai ke Lombok. Untuk di Pulau Jawa sendiri, bangau tongtong tersebar di Brantas, Solo, dan di Segoro Anakan Cilacap. Bangau berpenampilan unik ini juga dapat dijumpai di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Banyuwangi. TNAP merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki 227 jenis burung termasuk didalamnya adalah spesies bangau tongtong dan burung-burung migran.
Bangau tongtong merupakan burung bangau dengan ukuran sangat besar. Burung bangau ini mempunyai panjang leher hingga 36 cm (10,5 sampai 14 inchi), mempunyai berat sekitar 4,6 sampai 8,5 Kg. Rentang sayap mencapai 210 cm, panjang tubuh mencapai 110-115 cm, dan memiliki paruh yang besar. Kepala bangau ini botak dan di bagian bawahnya seperti terdapat rambut halus.
Warna burung ini umumnya didominasi oleh warna hitam, putih, dan sentuhan warna metalik. Paruhnya berwarna kuning suram sampai coklat muda. Leher berwarna kuning kehitam-hitaman. Bagian sayap, punggung dan ekor berwarna hitam dengan permukaan hijau.
Selain kepala yang botak dan leher yang panjang, keunikan satwa bersayap ini juga terlihat dari cara berjalan dan terbangnya. Cara berjalan bangau ini seperti gerakan berjalan pada militer (tegap). Sedangkan untuk cara terbang burung ini akan berlari terlebih dahulu layaknya pesawat yang hendak lepas landas.
Bangau jenis ini berada di lahan basah untuk mencari makan maupun beristirahat. Pakan dari hewan ini antara lain ikan, belalang dan kodok. Secara umum, lahan basah yang digunakan adalah area terbuka seperti padang rumput, mangrove, rawa, tambak maupun hutan dataran rendah yang dekat dengan sumber air.
Bangau tongtong hidup soliter (tidak secara kelompok). Saat musim kawin mereka akan membentuk sebuah koloni. Bangau ini dapat menghasilkan sekitar 3-4 butir telur. Sayangnya telur-telur ini sering menjadi incaran predator lain seperti spesies elang ikan kepala abu (Ichtyopphaga ichtyaetus). Untuk melindungi telur-telurnya biasanya bangau ini akan melakukan perlawanan dengan mengepakan sayap dan terkadang membunyikan paruhnya dengan cara mengatupkan paruhnya berkali-kali.
Bangau tongtong termasuk satwa yang dilindungi. Bangau jenis ini tercatat sebagai spesies dilindungi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta termasuk dalam kategori kelangkaan rentan (vulnerable) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist tahun 2017.
Penulis: Sarah R. Megumi