Tanaman hias jenis Equisetum hyemale atau Bambu Air memiliki kinerja yang cukup baik dalam pengolahan air limbah. Yuk, simak lebih dalam tentang kehebatan tanaman ini dalam artikel berikut!
Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ledakan penduduk, hal ini mempengaruhi kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah tertentu. Tingkat kepadatan penduduk juga berpotensi terhadap ancaman pencemaran lingkungan.
Mengutip tulisan ilmiah Ratna Widya Danista, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, berdasarkan tingkat kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, maka air limbah grey water di lingkungan rumah tangga menjadi ancaman serius terhadap pencemaran lingkungan perairan.
Grey Water: Limbah Cair Domestik, Pencemar Lingkungan Perairan
Grey water merupakan bagian dari limbah cair domestik yang proses pengalirannya tidak melalui toilet, misalnya seperti air bekas mandi, air bekas mencuci pakaian, dan air bekas cucian dapur.
Sebagian besar kandungan yang terdapat pada grey water adalah bahan organik yang mudah terdegradasi. Sekitar 60 – 85% dari total volume kebutuhan air bersih akan menjadi limbah cair domestik (Metcalf and Eddy, 2004, dalam Ratna).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kita patut menanam tumbuhan yang mempunyai keunggulan menyerap air limbah.
Tanaman hias jenis Equisetum hyemale atau dikenal dengan penamaan lokal ‘Bambu air’ memiliki kinerja yang cukup baik dalam pengolahan air limbah. Bambu air juga disebut dengan nama lain paku ekor kuda.
Baca juga: Pyrosome, Organisme Fenomenal yang Dijuluki Unicorn Laut
Morfologi dan Ciri-Ciri Bambu Air
Bambu air hidup di danau dengan akar yang tumbuh pada tanah. Flora ini hidup sangat baik dalam keadaan basah atau terendam.
Flora ini memiliki bentuk akar yang berliku-liku dan sangat kuat sehingga tahan dalam kondisi terendam maupun kering sehingga akar tidak mudah busuk ketika harus terendam air dalam beberapa hari.
Akar tumbuhan ini root zone bagi rawatan air limbah serta sangat efektif dalam proses pemindahan oksigen. Pada umumnya tumbuhan akan menyerap unsur-unsur hara yang larut dalam air maupun tanah melalui akar-akarnya.
Secara morfologi, bambu air memiliki batang bambu berwarna hijau, beruas- ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang dan banyak mengandung silika.
Daun bambu air tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas.
Lebih jauh, bambu air berguna sebagai obat sakit otot atau sakit tulang dengan cara membuatnya sebagai param.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, tumbuhan ini mengandung asam kersik dan kalium yang tinggi.
Selain itu, di samping sebagai obat, bambu air memiliki keunggulan sebagai alat pembersih pisau, garpu dan sendok. Hal ini karena kandungan silika yang tinggi.
Taksonomi Equisetum hyemal
Referensi
Aprilia Dwi Anisa, Universitas Islam Indonesia
Ratna Widya Danista, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Andhyka Septyana Nugraha dan Hari Rudijanto Indro Wardono, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Penulis: Sarah R. Megumi