Di Tanah Air, pete dan jengkol terkenal sebagai jenis makanan yang mengakibatkan bau bagi orang yang mengonsumsinya. Di negara barat, seperti negara-negara Eropa dan Amerika Utara, ada pula sayuran yang terkenal mengakibatkan bau tidak sedap. Dia lah asparagus.
Dikutip dari Healthline, aroma urine yang tengik setelah konsumsi asparagus diakibatkan oleh asparagusic acid. Sesuai namanya, komponen ini hanya terkandung dalam asparagus. Kendati memiliki reputasi seperti pete, kandungan nutrisinya yang tinggi membuat sayuran ini tetap digemari.
Lebih jauh, asparagus dengan nama latin Asparagus officinalis L merupakan jenis sayuran tunas muda atau rebung. Asparagus termasuk keluarga bawang-bawangan (Liliaceae). Tanaman ini termasuk tanaman perennial (tahunan) berbentuk semak berumpun yang tumbuh tegak atau menjalar.
Baca juga: Pohon Johar, Peneduh yang Mampu Beradaptasi di Lahan Kritis
Berdasarkan berbagai sumber ilmiah, asparagus merupakan tanaman asli dari daerah subtropika. Hal ini mengakibatkan asparagus memiliki syarat tumbuh yang khas. Mengutip Kabartani, asparagus tumbuh subur di dataran tinggi dengan ketinggian 600-900 mdpl dengan suhu 15-25 Celcius.
Dengan penyesuaian kondisi tanam, asparagus juga dapat tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Asparagus cocok ditanam di daerah dataran tinggi dan pegunungan maupun dataran rendah di Indonesia dengan curah hujan dan jenis tanah yang cocok.
Morfologi Asparagus, Sayuran Rebung Populer
Dengan sifatnya yang rendah kalori disertai kandungan serat yang sangat tinggi, tidak heran bila asparagus kerap masuk dalam pilihan menu diet. Artikel lain dari Healtline menuliskan serat yang terkandung pada asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker. Tentunya, kandungan seratnya pun membantu kelancaran proses pencernaan. Senyawa penting lain yang dikandung asparagus antara lain flavonoid rutin, kaemferol, dan flavanol. Zat-zat ini penting sebagai antioksidan dalam tubuh.
Baca juga: Kayu Ular, Tanaman Penangkal Malaria
Mengutip “Plant Resources of South East Asia 8”, J.S Siemonsma dan K. Piluek menulis secara morfologi tinggi tanaman asparagus mencapai 2 meter. Asparagus berbatang silinder dengan bentuk daun hasil modifikasi batang yang menyerupai jarum (cladophyll). Siemonsma juga menjelaskan bunga asparagus tumbuh soliter atau berpasangan dan muncul di ketiak cladophyll. Bunga tersebut akan mengasilkan buah berbentuk beri berwarna merah dengan biji berwarna hitam.
Siemonsma menambahkan asparagus memiliki batang di dalam tanah (rizoma) yang terdiri atas kumpulan tunas. Akar lunak berfungsi sebagai organ penyimpan dan akar serabut berfungsi sebagai penyerap unsur hara.
Bagian atas horizontal rizoma mengandung tunas yang akan muncul dan memanjang membentuk rebung. Rebung mulai tumbuh ketika tunas pada mahkota berkecambah dan memanjang. Rebung ini lah yang kemudian menjadi salah satu sayur paling popular di Belgia.
Penulis: Sarah Megumi
Editor: Ixora Devi