Buah asam jawa banyak diolah menjadi permen yang memiliki rasa asam dan manis. Biasanya orang memakan permen asam jawa untuk menghilangkan rasa mabuk perjalanan atau sekadar ingin mendapatkan sensasi segar. Buah ini juga biasa digunakan sebagai penambah rasa asam dalam makanan.
Buah asam jawa dihasilkan dari pohon Tamarindus indica. Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang banyak dibudidayakan di negara tropis termasuk di Indonesia. Asam jawa dikenal dengan berbagai penamaan lokal seperti acamlagi atau kayu asam (Sumatera), acem (Jawa), celagi (Nusatenggara), asang jawi (Sulawesi) dan asam jawaka (Maluku).
Pohon asam jawa berukuran besar, tingginya bisa mencapai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, batangnya bertekstur kasar dan beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan berdaun lebat, daunnya berserip genap, dan bunganya berwarna kuning kemerahan.
Buah asam jawa termasuk buah sejati tunggal (buah sungguhan). Tekstur buahnya kering dan mengandung lebih dari satu biji. Buah asam jawa berbentuk kotak dan digolongkan dalam buah polong (legumen). Panjang buah 5-15 cm, tebalnya 2,5 cm agak melengkung dan membungkus biji. Kulit cangkang luar asam jawa lunak dan daging buahnya asam. Pada tiap polong terdapat 1-10 biji yang dibungkus oleh daging buah yang lengket.
Biji asam jawa bentuknya tidak beraturan, berwarna coklat tua atau hitam mengkilat. Biji dibagi dalam tiga bagian utama yaitu kulit biji (spermodermis), kulit ari tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Kulit biji terdiri dari lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan kulit dalam. Inti biji asam terdiri dari lembaga (embrio), dan puti lembaga (albumen) yang berupa jaringan cadangan makanan saat permulaan pertumbuhan.
Sebaiknya jangan membuang biji asam jawa. Meskipun sering dianggap tidak berguna, ternyata biji asam jawa memiliki beberapa manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh dan pengganti kopi alternatif.
Biji asam jawa dapat dipergunakan sebagai koagulan (bahan kimia yang dibutuhkan untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil) pada proses koagulasi karena memiliki kandungan tannin dalam biji tersebut. Sebagian besar biji asam jawa mengandung tannin terutama pada kulit bijinya. Warna kulit biji yang makin gelap menandakan kandungan tannin makin tinggi. Namun demikian konsumsi tannin berlebih justru akan menyebabkan tubuh mengalami anemia karena zat besi dalam hemoglobin darah bisa diikat oleh senyawa tannin.
Beberapa bagian tumbuhan asam jawa juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan dan medis. Bunga dan daun asam jawa bisa dikonsumsi sebagai sayuran. Selain dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi permen, daging buah asam jawa telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan herbal. Penyakit yang dapat diobati dari buah dan daun asam jawa diantaranya adalah penyakit asma, batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, sariawan, luka baru, luka borok, eksim, bisul, bengkak disengat lipan/lebah, gigitan ular bisa, gigitan nyamuk dan rambut rontok.
Dalam buku Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia yang ditulis oleh Prof H.M. Hembing Wijayakusuma, daun dan buah asam jawa disebut dapat mengobati reumatik. Caranya dengan mengambil daun muda secukupnya, digabung dengan rimpang kunyit yang digiling halus kemudian seduh dengan sedikit air panas lalu dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Cara lain lagi adalah buah asam yang sudah dibersihkan dari bijinya dilumatkan sampai seperti bubur, kemudian dipanaskan sebentar lalu dipakai untuk menurap bagian sendi yang sakit.
Asam jawa juga dapat diolah menjadi madu. Caranya dengan menjemur asam jawa dalam bejana tertutup hingga keluar cairan kental berwarna cokelat kehitaman. Madu asam ini dapat digunakan sebagai obat sariawan.
Penulis: Sarah R. Megumi