Armadillo, spesies yang dijadikan sebagai maskot resmi Piala Dunia 2014, merupakan hewan yang terancam punah di alam liar karena perburuan liar, hilangnya habitat asli mereka, dan bahkan karena turnamen Piala Dunia itu sendiri. Hal ini dikatakan para ilmuwan seperti dikutip dari laman Hufingtonpost.com.
Armadillo Tiga Ruas Brasil (Tolypeutes tricinctus) mempertahankan diri dengan cara menggulung dirinya seperti sebuah bola. Bentuk ini terlihat menarik sebagai simbol dari Piala Dunia.
Namun, dijadikannya armadillo sebagai maskot tidak mampu melawan para pemburu yang dapat mengambil hewan ini tanpa susah payah. Dan, ada ketakutan bahwa publikasi Piala Dunia akan menggiring orang untuk mengadopsi hewan lucu ini sebagai peliharaan. Hal ini membuat jumlah armadillo yang sudah sedikit semakin menyusut.
Menurut situs untuk spesies yang terancam punah, Red List, spesies ini diyakini semakin menurun lebih dari sepertiganya selama 10 hingga 15 tahun terakhir karena hilangnya 50 persen habitat lahan semak kering “Caatinga“.
Berdasarkan data 2014 menurut versi International Union for Conservation of Nature (IUCN), armadillo merupakan hewan asli asal daerah timur Brasil yang “rentan” (vulnerable) menuju kepunahan, kondisi ini sama dengan penilaian yang dilakukan tahun 2009.
Namun seorang pakar terkemuka mengatakan bukti baru dari Brasil menunjukan bahwa ancaman terhadap hewan yang dapat tumbuh hingga 50 sentimeter ini, semakin meningkat dan ini akan menempatkan hewan tersebut ke kategori ancaman yang lebih tinggi, yaitu “terancam punah” (endangered) pada bulan-bulan mendatang.
“Situasinya bahkan lebih buruk dari yang kita pikirkan,” ujar Mariella Superina, Ketua kelompok spesialis anteater, sloth dan armadillo IUCN, kepada Reuters. “Armadillo tiga ruas sangat mudah untuk ditangkap.”
‘Fuleco’, nama maskot FIFA, adalah kombinasi dari kata “Futebol” (football yang berarti sepak bola) dan “Ecologia” (ecology). Mariella mendesak FIFA untuk mendanai usaha untuk melindungi hewan tersebut, termasuk yang mungkin akan mengacaukan publikasi Piala Dunia.
“Orang-orang mungkin melihatnya sebagai makhluk yang lucu karena spesies ini bisa menggulung tubuhnya menjadi seperti bola. Kami khawatir orang-orang akan menginginkan hewan ini sebagai peliharaan. Hewan ini sama sekali bukan hewan peliharaan,” katanya tegas.
Dari 20 jenis armadillo, hanya satu yang habitatnya di luar Amerika Latin. Armadillo bangkit kembali dari jurang kepunahan setelah sebelumnya diyakini punah sampai ditemukan kembali pada awal tahun 1990-an.
Caroline Pollock, Program Officer dari Red List, mengatakan bahwa pembukaan lahan untuk tebu dan kedelai telah memangkas habitat armadillo dalam beberapa waktu belakangan.
(G08)